Memelihara Sikap Muraqabah
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Kepunyaan Allah-lah segala
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu menampakkan apa
yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan
membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni
siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. Al-Baqarah: 284)
Secara mengecewakan, golongan pemuda kita
begitu banyak yang berkecimpung dalam dunia yang tak ada gunanya sama sekali.
Keberadaan mereka dikarenakan oleh banyak sebab yang berakibat dari lepasnya
perilaku yang bebas. Perilaku yang bebas ini membuahkan paradigma kesenjangan,
dimana tidak adanya moral yang berkecamuk dalamnya. Padahal moral atau asusila
sangatlah dibutuhkan dalam menghadapi sikap tercela yang semakin membabi-buta
saja. Sebelumnya saya akan bertanya terlebih dahulu kepada pembaca yang
budiman, adakah anda mempunyai peliharaan semacam kucing, burung merpati,
burung kakak tua atau lain sebagainya yang anda sayangi? Jika ada, apakah anda
merasa mempunyai dan menyayangi peliharaan itu? Tentu anda menyayanginya dan
akan merawatnya segenap hati sebagaimana
perilaku kita terhadap hewan, apalagi hewan itu adalah sebuah peliharaan.
Anda tidak akan menyayangi hewan peliharaan tersebut,
seandainya anda tidak merasa mempunyainya atau anda tidak merasa harus andil
dalam memelihara hewan itu, sehingga anda tidak menyayangi dan merawatnya
sebagaimana mestinya. Pikirkan! Buat apa anda membeli hewan itu, kalau hanya
untuk pajangan saja, tanpa disayangi dan dirawat dengan baik. Buat apa pula
anda mempunyai hewan peliharaan tersebut sedang anda diamanahi menjadi seorang
khalifah yang menyayangi semua makhluk ciptaan Allah SWT. Otomatis kita harus
andil dalam memeliharanya. Kita juga harus andil dalam memenuhi haknya sebagai
hewan peliharaan. Karena siapa lagi yang akan menyayangi selain kita.
Bicara masalah memiliki, tentu kita akan
berbicara juga tentang kepribadian. Karena kepemilikan seseorang itu tergantung
dari kepribadiannya, dan begitu pula sebaliknya. Bagaimana kita menggunakan apa-apa
yang jadi kepemilikan kita dengan baik. Otak, mata, telinga, hidung, mulut,
tangan, kaki, jari-jari, dan lain sebagainya yang kita miliki adalah satu dari
banyak contoh bahwa kepemilikan itu tergantung pada pribadinya tersebut. Otak
yang cerdas, itu berarti seorang yang memilikinya itu telah berbuat langkah
mengasah yang benar terhadap otaknya. Mata yang jernih dan penglihatannya, itu
berarti seorang yang memilikinya adalah orang yang selalu memakai matanya untuk
kepentingan kebaikan semata tanpa melihat sesuatu yang tidak seharusnya dilihat,
seperti melihat sesuatu yang bukan haknya. Telinga dengan pendengaran baik dan
jeli, seorang yang memilikinya adalah orang yang tidak pernah mendengarkan
hal-hal buruk, seperti mendengarkan gosip dari orang. Mulut dengan alat perasa
baik, cara bicara yang baik, dan segala sesuatu yang dikeluarkannya baik,
seorang yang memilikinya adalah orang yang tidak pernah sedikitpun berkata,
berbicara, memakan, mengeluarkan sesuatu yang tidak pantas seperti meludah
sembarangan, berbicara tentang gosip, dan berkata yang jorok.