Sabtu, 21 Desember 2013

0 Memelihara Sikap Muraqabah


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Memelihara Sikap Muraqabah



لِلَّهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu menampakkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
                                                     (QS. Al-Baqarah: 284)

Secara mengecewakan, golongan pemuda kita begitu banyak yang berkecimpung dalam dunia yang tak ada gunanya sama sekali. Keberadaan mereka dikarenakan oleh banyak sebab yang berakibat dari lepasnya perilaku yang bebas. Perilaku yang bebas ini membuahkan paradigma kesenjangan, dimana tidak adanya moral yang berkecamuk dalamnya. Padahal moral atau asusila sangatlah dibutuhkan dalam menghadapi sikap tercela yang semakin membabi-buta saja. Sebelumnya saya akan bertanya terlebih dahulu kepada pembaca yang budiman, adakah anda mempunyai peliharaan semacam kucing, burung merpati, burung kakak tua atau lain sebagainya yang anda sayangi? Jika ada, apakah anda merasa mempunyai dan menyayangi peliharaan itu? Tentu anda menyayanginya dan akan  merawatnya segenap hati sebagaimana perilaku kita terhadap hewan, apalagi hewan itu adalah sebuah peliharaan.
Anda tidak akan menyayangi hewan peliharaan tersebut, seandainya anda tidak merasa mempunyainya atau anda tidak merasa harus andil dalam memelihara hewan itu, sehingga anda tidak menyayangi dan merawatnya sebagaimana mestinya. Pikirkan! Buat apa anda membeli hewan itu, kalau hanya untuk pajangan saja, tanpa disayangi dan dirawat dengan baik. Buat apa pula anda mempunyai hewan peliharaan tersebut sedang anda diamanahi menjadi seorang khalifah yang menyayangi semua makhluk ciptaan Allah SWT. Otomatis kita harus andil dalam memeliharanya. Kita juga harus andil dalam memenuhi haknya sebagai hewan peliharaan. Karena siapa lagi yang akan menyayangi selain kita.
Bicara masalah memiliki, tentu kita akan berbicara juga tentang kepribadian. Karena kepemilikan seseorang itu tergantung dari kepribadiannya, dan begitu pula sebaliknya. Bagaimana kita menggunakan apa-apa yang jadi kepemilikan kita dengan baik. Otak, mata, telinga, hidung, mulut, tangan, kaki, jari-jari, dan lain sebagainya yang kita miliki adalah satu dari banyak contoh bahwa kepemilikan itu tergantung pada pribadinya tersebut. Otak yang cerdas, itu berarti seorang yang memilikinya itu telah berbuat langkah mengasah yang benar terhadap otaknya. Mata yang jernih dan penglihatannya, itu berarti seorang yang memilikinya adalah orang yang selalu memakai matanya untuk kepentingan kebaikan semata tanpa melihat sesuatu yang tidak seharusnya dilihat, seperti melihat sesuatu yang bukan haknya. Telinga dengan pendengaran baik dan jeli, seorang yang memilikinya adalah orang yang tidak pernah mendengarkan hal-hal buruk, seperti mendengarkan gosip dari orang. Mulut dengan alat perasa baik, cara bicara yang baik, dan segala sesuatu yang dikeluarkannya baik, seorang yang memilikinya adalah orang yang tidak pernah sedikitpun berkata, berbicara, memakan, mengeluarkan sesuatu yang tidak pantas seperti meludah sembarangan, berbicara tentang gosip, dan berkata yang jorok.

Senin, 02 Desember 2013

0 Motivasi Menulis; Mengawali Dengan Biasa Dan Senang


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!


Motivasi Menulis; Mengawali Dengan Biasa Dan Senang


Tulisan, penulis dan menulis! mereka adalah satu hal yang membuat saya senang. Mereka mengagumkan bukan? Mereka dapat memengaruhi orang saat dibaca (baik tulisannya, penulisnya, dan cara menulisnya). Banyak orang yang senang pada mereka, karena kontribusi mereka. Sebuah tulisan dapat mempengaruhi banyak orang dengan gaya bahasanya, sihir katanya, dan banyak lagi, itu berkat jasa sang penulis yang memulai untuk menulis. Jadi, kata kunci kita kali ini adalah senang. Kesenangan, menyenangkan, dan lain sebagainya. Ketika kita tengah mengalami kesenangan, rasanya seperti hal tersebut menjadi satu hal yang tidak ingin ditinggalkan. Saat senang kita tidak akan berpikir dua kali untuk melakukannya, mana ada orang yang senang berpikir dua kali untuk melakukan hal yang disenanginya itu, kecuali ada dua kesenangan atau lebih yang mesti dipilih salah satunya, hal itu otomatis harus ditentukan salah satunya, sehingga melewatkan kesenangan yang lainnya. Senang adalah satu kata ampuh dalam mengerjakan suatu hal. Dia dapat menjalar masuk menggerakkan panca indera dan hampir seluruh organ tubuh.
Darimana datangnya senang? Senang muncul saat kita mulai terbiasa melakukan hal yang dianggap memiliki daya tarik tersendiri kebanding hal lain di kemudian hari. Senang juga dapat muncul secara langsung, karenanya dia dapat datang begitu saja, jika daya tarik objek (hal) yang dilihat dirasa memiliki nilai yang sangat, luar biasa, dan belum pernah ditemukan sebelumnya. Saya berikan contoh kecil tentang senang yang datang karena keterbiasaan, yaitu ketika orang mulai senang membaca. Orang yang senang membaca, awalnya mungkin tidak langsung senang membaca begitu saja. Mereka mengawali bacaannya dari sebuah catatan-catatan kecil seperti di catatan harian di facebook, di blog, di website, dan lain sebagainya. Pada saat terbiasa membaca catatan-catatan itulah, orang memulai kesenangannya terus-menerus, bahkan sampai tak puas jika hanya membaca berupa catatan-catatan saja, melainkan bentuk lainnya seperti artikel, essay, cerpen, puisi yang hanya beberapa lembar, serta berbentuk buku tebal dengan beratus sampai beribu halaman sekalipun.

Rabu, 16 Oktober 2013

0 Siapa Teroris Sebenarnya?


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Siapa Teroris Sebenarnya?
(Mengingat Kembali)

Terorisme... kata yang menjadi tanda tanya. Mengapa harus islam? Dikaitkan dengan hal berbau terorisme. Peristiwa pembombardiran dua gedung kembar tertinggi di dunia milik As kala itu, yakni gedung Pentagon dan WTC, menjadi perhatian dunia. Islam dijelek-jelekan lewat banyak media, terkait tentang peristiwa tersebut. Banyak media di AS mengklaim bahwa islam adalah dalang dibalik peristiwa berdarah tersebut. Al-Qaeda yang merupakan gerakan mujahidin berbasis islam, diduga kuat telah melakukan pembombardiran. Siapa yang harus disalahkan? Dengan adanya peristiwa berdarah tersebut. AS dan sekutu telah banyak mengorbankan orang-orang yang tak bersalah. Mereka yang tak pantas untuk menderita, pada akhirnya menderita oleh sebab keegoisan AS dan sekutu. Kepentingan mereka untuk meluluh-lantakkan negeri timur tengah, yang merupakan basis perkumpulan kekuatan islam, tidak akan ada habisnya. Sampai islam bertekuk-lutut kepada mereka (AS), sampai islam mengakui bahwa agama, ajaran, paham mereka benar, mereka tetap tidak akan menghentikan kepentingan mereka. Ini mungkin bukti konkret bahwa apa yang dijelaskan oleh Al-Quran adalah fakta kebenaran tak terbantahkan.

0 Identik Terorisme; Pesantren?


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Identik  Terorisme; Pesantren?
(Mengingat Kembali)


Sengaja para anti-islam menamakannya demikian. Agar islam senantiasa diluputi rasa gusar dan ketakutan. Islam dinilai bertolak-belakang dari pelbagai aspek yang mendukung zaman modern ini. Terorisme! Siapa yang salah sebenarnya dibalik ini semua? Jawabannya sangat jelas, anda bisa menebaknya bukan. Karena identik barat mulai menggerogoti segala aspek yang berkaitan dengan sektor pembangunan kembali dunia islam, khususnya di sektor sosial-politik. Maka secara perlahan kemajuan dunia islam terhambat pasca kemunduran sampai kehancuran khilafah islamiyah. Namun demikian pesantrenisasi besar-besaran yang diprakarsai oleh para alumni timur tengah (orang Indonesia yang belajar di timur tengah) berwarga-negara asli Indonesia, telah menjawab esensi pola kehidupan umat islam sebagai titik kemajuan kembali. Serta menjabarkan lebih akurat terkait dekonstruksi khilafah islamiyah.
Pondok Modern Gontor, PP. Al-Amien Prenduan, PP. Darunnajah, PP. Tebuireng, PP. Nurul Jadid, PP. Sidogiri dan sebagainya, adalah usaha, kerja keras, dan hasil putra nusantara, bergelut dalam islamisasi yang saat itu terancam oleh adanya penjajahan. Kristenisasi kolonial Belanda dan ajaran-ajaran pendewaan matahari (hinomaru) oleh Jepang, menjangkit ke seluruh pelosok nusantara, kala itu. Kita mulai dari kolonialisme. Perjuangan rakyat berkobar dimana-mana, tanpa pandang senjata, tanpa pandang status. Dengan peralatan seadanya, rakyat terus maju menentang kolonialisme, walau harus mati sekalipun. Ada gerakan petani, bangsawan, buruh, raja-raja kecil, pangeran-pangeran, adipati-adipati, anggota militer bangsa, bahkan para santri yang masih belia baik dalam pengalaman bertempur maupun tinjauan umur, semua membabi-buta berjuang melawan kolonialisme.
Gerakan-gerakan menentang penjajahan ini terus berlanjut, termasuk para santri belia itu. Mereka terus berusaha melajurkan negeri ini pada rute dan arah yang aman. Sehingga tidak sedikit dari kalangan santri yang syahid (gugur) dalam medan pertempuran. Mereka rela mengorbankan waktu, materi, tenaganya demi negeri yang kacau oleh kemelut penjajahan. Kolonialisme saat itu sedang merajai dunia. Pengaruh terbesar dan tersebar dengan berbagai macam tindak-tanduk, menghalalkan segala cara. Tekanan kolonialisme ini, serentak menyandarkan nusantara sebagai penghasil sumber daya alam paling kaya, yang harus kehilangan kenyataan manis. Sampai kemudian kolonialisme berakhir, setelah 350 tahun.
Setelah berakhirnya kolonialisme, negeri bukan malah membaik. Kolonialisme berganti kepada masa-masa lebih genting. Jepang dengan ajaran Shinto, pendewaan terhadap matahari (hinomaru) menambah penderitaan bangsa ini selama 3,5 tahun. Inlander (sapaan orang Belanda kepada kita) berganti dengan romusha. Bangsa ini dibilang bangsa pekerja, bangsa yang sia-sia hidup. Sehingga sempurna-lah penderitaan bangsa ini. Diperparah oleh pergulatan politik barat yang menghancurkan, yang tiada habisnya. Tepatnya dari mulai Perang Dunia I sampai II. Semua seakan menindak lanjuti keterpurukan negeri ini, walaupun melihat banyak potensi dan kelebihan yang tidak dimiliki oleh negeri lain.
Penjajahan terdahulu untungnya masih menyisakan suasana terbaik, dimana negeri mendapatkan haknya, freedom of country! Indonesia dapat merdeka setelah sekian lama mengalami polemik internal dan eksternal. Tahun 1945 dimana Indonesia mengakhiri krisis penjajahan berkepanjangan. Indonesia memulai hidup baru tanpa kolonialisme dan pengaruh shinto (ajaran-ajaran pendewaan matahari). Namun nyatanya ini masih belum cukup mengantarkan negeri ini pada kemakmuran hidup yang diimpikan. Kemerdekaan yang didapat negeri ini hanya sebatas merdeka lewat pernyataan resmi, merdeka yang hanya lepas dari penjajahan tanpa kemakmuran dan kesejahteraan.
Oleh karenanya muncul-lah gerakan saparatis anti-pemerintahan, seperti pasukan Darul Islam, pemberontakan Ibnu Hajar, pemberontakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia), AMI (Anggota Muda Islam) dan lain sebagainya. Pemberontakan-pemberontakan ini hadir karena didasari oleh rasa ketidak puasan terhadap pemerintah. Golongan-golongan ini adalah golongan yang mengatas-namakan islam. Dan kita tidak mengetahui secara pasti apakah mereka benar-benar memberontak dengan tujuan ingin membuat kerusakan pada negeri ini, atau mungkin mereka hanya mengatas-namakan islam sehingga mereka dapat mencoreng muka islam dengan berbagai macam pemberontakannya, atau mungkin saja sebenarnya mereka tak ada niat untuk memberontak. Mereka hanya dituduh sebagai kelompok saparatis yang kemudian membuat mereka tak menerima pernyataan tersebut sampai akhirnya melawan. Bisa saja bukan, sejarah bisa saja dipalsukan. Sehingga sejarah memuat pernyataan yang salah dan fatal.
Pengkajian secara ilmiah harus dibuktikan. Mengingat dampak yang begitu besar akan terjadi seiring waktu berjalan. Saya begitu tahu bagaimana pejuang-pejuang dengan begitu susah payah mempertahankan kemerdekaan ini pasca Proklamasi. Dari kembalinya Belanda dan sekutu ke Indonesia dalam bentuk NICA, kemudian datangnya PKI (Partai Komunis Indonesia), APRA (Angkatan Perang Ratu Adil), RMS (Republik Maluku Selatan), Batalyon, MMC (Merapi Merbabu Komplek), PRRI (Perjuangan Revolusioner Republik Indonesia), Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta) ke Indonesia bersamaan pemberontakan-pemberontakan kelompok islam yang telah disebutkan tadi. Sejarah jangan sampai menjadi racun yang memunafikkan kita semua. Sejarah Indonesia terbilang masih tabu, hitam-putih dan kandungan kontroversial, menjadi satu dalamnya. Bagaimana tidak memungkinkan terjadinya pengaturan sejarah palsu. Bisa saja ini sejarah palsu.
Mohon maaf... ini bukan masalah kepercayaan dan ketidak-percayaan, ini masalah benar atau salah. Kalau toh sejarah ini benar, mengapa tidak! Kita pasti percaya sepenuhnya. Dan kalau toh sejarah ini salah mengapa tidak kita perbaiki bersama-sama. Demi anak-cucu kita kelak yang mempelajari sejarah kebudayaan ini. Saya tidak-lah memvonis sejarah tidak benar (salah). Saya juga tidak mengklaim sejarah ini sebuah kemunafikkan. Saya hanya khawatir, seandainya sejarah ini benar-benar jauh dari nilai kebenaran, lantas siapa mau tanggung jawab? Anak-cucu kita sudah terlanjur dicekoki sejarah yang salah, misalnya. Kita perlu memikirkan jalan keluarnya.
Dalam sejarah sepertinya islam dicoreng-moreng dengan pelbagai tindak negatifnya. Bahkan sampai sekarangpun, islam terus dihujat dengan bermacam kedigdayaan doktrin gagal (paham gagal). JIL, Jama’ah Ahmadiyah, gerakan islam sekuler dan lain sebagainya, semuanya adalah paham gagal, dimana kebebasan berpikir kini disalah-gunakan, tidak sesuai dengan pengamalan syariat islam. Sekarang tiada lagi kebebasan berpikir, yang ada hanya kebebasan bertindak. Main hakim sendiri, main vonis sana-sini, membuat doktrin asal menarik, asal canggih, dan asal dapat keuntungan duniawi. Bukan main edan pemikiran ini. Sampai-sampai terkikis aqidah dan itikad seorang muslim.

Senin, 30 September 2013

0 Pesan Pemuda Bangsa, Demi Negerinya


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Pesan Pemuda Bangsa, Demi Negerinya


Pernahkah anda mengalami permasalahan rumit, seakan tak bisa terselesaikan? Jawabanya pasti seringkali. Pertanyaan ini amat pantas untuk penghuni negeri rumit ini, Indonesia. Saya selalu rumit jika membicarakan negeri ini terutama membicarakan masalah negeri ini, bahkan sebelum membicarakan permasalahan negeri ini. Tentu karena saya merasa negeri ini terlalu parah untuk menjadi sebuah negeri. Lebih baik negeri ini tak menjadi negeri sekalian, jika banyak dari kaum pribuminya yang terlantarkan. Lebih baik negeri ini dijajah kembali oleh kolonialis, daripada harus terjajah globalis mengerikan. Di masa penjajahan, negeri ini memang menderita parah, tapi lebih parah lagi jika negeri ini terjajah hedonisme, liberalisme, sekulerisme, intinya terhadap akhiran -isme yang membahayakan itu.
Ya, sebenarnya ini hanya sebuah umpamaan saja, perbandingan antara hal yang terburuk terhadap hal yang sangat buruk. Membayangkannya saja, sudah se-rumit mengukir di atas air, dan mencoba untuk menyelesaikan persoalannya serupa mengukir di atas batu. Bayangkan keduanya, mengukir di atas dua hal yang sama-sama menyulitkan. Mengukir di atas air itu sudah barang tentu, tidak akan ada orang yang bisa mengukirnya (kecuali jika air itu dibekukan), jadi membayangkan permasalahan negeri itu sama saja mengukir sesuatu yang tidak mungkin dapat diukir. Dan mencoba untuk menyelesaikan permasalahan negeri ini, sama dengan mengukir sebongkah batu yang hanya harus membutuhkan ketelatenan, keyakinan, kerja keras dan kepercayaan akan terselesaikan. Maka, demikian penulis menggambarkannya sebagai suatu pengantaraan. Pertanyaannya, adakah diantara kita yang berusaha untuk menyelesaikan permasalahan di negeri ini?.

Jumat, 13 September 2013

0 Menjadi Pribadi yang Luar Biasa


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

Menjadi Pribadi yang Luar Biasa


Dalam berkarya itu perlu ada konsistensi. Kalaupun semangat sudah mulai redup, mesti ada tonggak penyangga untuk mempertahankannya. Jangan sampai ada  penghalang apapun yang sedikit saja membuat semangat kita menurun drastis. Setiap orang pasti mempunyai kelebihan masing-masing. Jadi, gunakan kelebihan kita untuk menutupi kekurangan yang ada, juga untuk memotivasi kekurangan kita agar menjadi kelebihan yang tak terduga, menjadi  senjata ampuh untuk melawan segala hal berbau ejekan. Gunakan pula kelebihan kita untuk menjadi jejak konsisten, membuat api semangat, dan memberi lentera kepada yang lain agar terang.
Berkarya itu biasa, menjadi seorang karyawan itu juga biasa. Bagaimanakah menjadi luar biasa? kita harus melakukan sesuatu lebih awal dan lebih keras dari biasanya, itulah modalnya. Ketika mata kita melihat begitu jelas dari biasanya, ketika mulut kita terbusa begitu banyak dari biasanya, ketika hidung bernafas berkali-kali lipat dari biasanya, ketika telinga kita mendengar lebih seksama dari biasanya, ketika otak kita digunakan berpikir ekstra sepanjang siang-malam, ketika badan seakan tak pernah minta untuk diisi, ketika tangan diperlakukan seperti pedang yang menebas musuh dalam suasana peperangan antara hidup dan mati, ketika kaki dipergunakan seperti larinya kuda tercepat di dunia.
Mungkin semua kerja anggota tubuh itu bisa dikatakan mustahil bagi kita, orang yang suka bermalas-malasan. Karena saat kita membaca bersama paragraf kedua dari artikel ini, responnya adalah sebuah pernyataan kalau penulisnya ini mengada-ngada, penulisnya ini terlalu banyak berimajinasi, atau penulisnya ini hanya seenaknya ngomong saja. Semua itu boleh saja muncul di pikiran pembaca sekalian, karena itu adalah hak berpikir masing-masing. Tetapi disini saya tidak ingin membicarakan kepercayaan dan keyakinan kita. Saya hanya ingin menyampaikan kalau kita mau mencoba untuk berubah, pasti kita akan tahu. Kalau kita mau berusaha keras, pasti akan terlihat hasilnya. Kalau kita mau bersungguh-sungguh dengan baik, pasti kita akan mendapatkan hasil yang sungguh-sungguh dengan baik juga. Segala sesuatu yang diawali dengan baik, dan diiringi sinergi konsistensi yang baik, bisa dipastikan hasilnya pasti akan sebaiknya kinerjanya. Dedikasi terbaik akan terlihat lebih terang daripada dedikasi yang biasa-biasa saja seperti lampu neon.
Saya beritahukan sekali lagi, kalau konsistensi itu paling idealnya kinerja. Karena kesungguhan itu dapat terbuktikan ampuhnya dengan konsisten. Halnya juga dengan penilaian baik, sangat baik dan terbaik, semua itu penentuannya adalah sinergi konsistensi. Kalau saja orang benar-benar tahu ini, dan sadar, bisa dikatakan tidak ada yang namanya keraguan, apalagi malas sedikitpun. Orang yang malas itu diawali oleh keraguan. kita tidak menahu tentang keraguan yang selama ini menggelayuti begitu saja dalam diri. Padahal suatu keraguan itu sangatlah mengganggu intuisi kita, mental kita, dan pengaruh ketajaman pola pikir kita. Sehingga yang tadinya punya prakiraan optimistis menjadi pesimistis, yang tadinya mental pantang menyerah menjadi mudah menyerah, dan yang tadinya punya pola pikir tajam justru menjadi tumpul seiring pengaruh keraguan.

Minggu, 08 September 2013

0 Inilah Rasa Khawatir yang Normal untuk Pemerintah Abnormal


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

Inilah Rasa Khawatir yang Normal untuk Pemerintah Abnormal


Banyak pengamat mengatakan kalau tahun 2025, Indonesia akan menjadi satu dari tujuh Negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Mendengar dan melihat pendapat ini, saya justru merasa khawatir, bukan malah merasa senang atau bahagia. Adanya kesenangan dan kebahagian saya juga, jika ada! toh tidak akan membuat negeri ini berubah. Adanya kesenangan dan kebahagian saya, jika adapun!  Tidak akan dapat sebanding untuk menghibur orang se-negeri, ketika tengah berkecamuk dilema dan problema berkepanjangan. Masyarakat kita, tak lebih baik membutuhkan itu (sebuah konspirasi penjaTuhan). Sebenarnya kita hanya cukup membutuhkan sebuah perubahan jati diri negeri sedikit saja, tanpa harus berkecamuk dengan mode hedonisme kebaratan, made in China, mode eksplorasi yang benarnya adalah mode eksploitasi besar-besaran, dan seringkali menghiasi sepak terjang negeri ini. Karena semua itu merupakan badmode yang bisa membuat badmood negeri ini. Itu selera yang tidak baik, tidak berpendirian, apalagi bagi kita yang punya tujuan hidup jelas dan tak terbatas. Terkhusus negeri ini, yang punya basis religi dunia dan akhirat, yaitu islam rahmatan lil alamin.  
Anggap saja seperti ini misalnya, jika seorang berpikir bahwa dunia ini akan selamanya ada dan kita hidup abadi di dalamnya, maka ia telah salah membuat persepsi karena Tuhan telah mempersiapkan alam kubur dan alam akhirat setelahnya. Namun jika ada seseorang berpikir, dunia ini hanya sementara dan ada alam lain dimana kita akan abadi di dalamnya, maka ia sepenuhnya telah berpikir dengan benar dan terarah, karena memang dari awal Tuhan telah mempersiapkan alam kubur dan alam akhirat setelahnya. Kedua konteks pernyataan tersebut, telah menyandarkan satu hal bahwa absolut tak terbantahkan. Kita pikir saja baik-baik lewat akal pikiran, jika Tuhan menciptakan dunia ini untuk selamanya dan kita akan hidup selamanya dengan abadi di bumi dunia ini, lalu buat apa ada halal dan haram, buat apa ada benar dan salah, buat apa ada hak dan bathil, buat apa ada baik dan buruk, buat apa ada perintah dan larangan, buat apa ada hidup dan mati, serta buat apa ada surga dan neraka? Semua itu tentu memiliki arti pemisahan, pengantaraan, pembeda, dan penentuan salah satunya. Kita diharuskan untuk mengambil salah satunya. Ketika sebuah pilihan muncul, maka ada satu nilai yang mesti dilakukan, yaitu memilih hal yang absolut tak terbantahkan, begitu halnya memilih salah satu dari baik dan buruk misalnya, kita mesti memilih hal yang absolut, dan kebenaran itulah yang absolut.

Senin, 12 Agustus 2013

0 Inilah Cheap of Write


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!


 Inilah Cheap of Write...


 Kali ini saya akan menjelaskan keutamaan dari menulis. Menulis seperti yang saya simpulkan pertama kalinya di dalam artikel sebelumnya tentang menulis (Camkan Menulis itu Sukses!) adalah penumpahan ide dan gagasan, baik berupa curahan hati, karangan, atau sebuah kumpulan catatan mendasar. Kesimpulan ini adalah mendasar dalam tulis-menulis. Jika digabungkan artian yang saya maksudkan dari menulis secara kalkulasi (keseluruhan) adalah kegiatan penumpahan ide dan gagasan, baik berupa curahan hati, karangan, atau sebuah kumpulan catatan mendasar dengan media dualisasi membaca dan membuat kerangka berupa tulisan, dengan didukung oleh rujukan baik yang bersifat alamiah maupun yang bersifat ilmiah.
Dari sini dapat kita garis bawahi kata alamiah dan kata ilmiah. Keduanya adalah kata yang berkesinambungan dan punya keterkaitan yang cukup signifikan. Adapun yang dimaksudkan dengan alamiah disini merupakan pengambilan sisi alam yang masih mentah (belum jadi) berupa peristiwa, momentum, dan fenomena sebagai jalannya tulisan, sedangkan ilmiah merupakan pengambilan sisi keilmuan yang sudah jadi berupa pustaka, buku bacaan, dan dokumentasi. Dari paragraf ini, saya ingin meluruskan kembali definisi yang saya ajukan disini, bahwa siapapun tidak ada halangan untuk menulis. Adapun mengapa saya memberikan definisi ini, agar kita semua tahu bahwa segala sesuatu bisa dikarang di dalam kertas ini, bahkan tentang menulis sekalipun. Kita baca dari definisi yang saya ajukan, itu adalah definisi yang saya buat sendiri, tentunya dengan keinginan untuk menumpahkan segala isi hati saya. Saya ingin mengingatkan kembali, bahwa menulis itu mudah sekali. Tidak ada kesulitan yang berarti dalam menulis, karena kita hanya tinggal menuangkan isi hati kita tentang hal tersebut, hal yang ingin kita sampaikan dalam kertas kosong. Dan itulah kesimpulan kita, kesimpulan pamungkas.   
Sejauh yang saya terangkan ini tidak ada masalah bukan! Mengenai kesulitan dalam menulis. Hanya tinggal membuat kesimpulan kita saja di dalam kertas kosong, menjadikan apa yang ada di kepala itu dijadikan sebuah bentuk, sehingga kita bahkan orang lain yang membacanya tahu akan keberadaannya. Inilah yang kemudian saya sebut sebagai cheap of write, kemurahan menulis. Mengapa saya memilih kata “cheap” yang artinya adalah “murah”, padahal kali ini saya sedang menjelaskan tentang kemudahan? Karena dari murahlah segala sesuatunya menjadi mudah. Jika kita murah hati, otomatis kita akan mudah disayangi oleh siapa saja. Jika kita mudah senyum, otomatis kita akan mudah bergaul dengan siapa saja. Jika ada barang murah, otomatis akan banyak yang mudah membeli barang tersebut. Intinya dimana ada hal murah, maka akan ada mudah. Kemurahan menyebabkan kemudahan bagi siapa saja.
Kemurahan yang saya maksudkan disini adalah mau membuat tulisan dengan ketulusan hati yang paling dalam. Artinya kita mau menulis bukan karena hal-hal yang tidak perlu dijadikan peng-karena-an, semisal kita menulis untuk memamerkannya pada orang lain, menulis karena ingin mendapatkan imbalan semata, menulis agar orang lain tahu kalau hanya kita yang bisa menulis. Hal-hal demikian tidak baik untuk dilanjutkan, dan kalaupun dilanjutkan, bukan malah menghasilkan tulisan yang mudah dicerna oleh pembaca, tetapi susah dipahami oleh pembaca. Bukan susah dipahami karena tulisan tersebut demikian bagus, mengandung nilai kesusastraan dan segi ilmiah yang tinggi, melainkan karena tulisan tersebut adalah tulisan egoistik, yang mau menang sendiri.
Dari sini saya akan membuat sedikit perbedaan, dengan pembahasaan “Berpikir Murah = Tulisan Mahal VS Berpikiran Mahal = Tulisan Murah”. Kenapa berpikir murah menghasilkan tulisan yang mahal? Karena ketulusan, lumrah, kemurahan menghasilkan penghayatan pada setiap kata yang dituangkan, sehingga ia (kata tersebut) dapat membangun kalimat yang utuh dan menyegerakan untuk memberikan suguhan mendalam. Kalimat utuh merupakan kalimat lepas yang begitu saja dikeluarkan, sehingga membentuk kalimat asli dan datang dari hati tanpa dikurangi dan dilebihkan. Sedangkan suguhan mendalam merupakan hasil dari berpikir yang murah (dikeluarkan secara lumrah) oleh sebab ketulusan kita dalam menulis tanpa menginginkan hal lain selain dapat bermanfaat dan berguna.

Senin, 22 Juli 2013

0 Katakan “Bisa” dalam Menulis


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

Katakan “Bisa” dalam Menulis

Jangan pernah mengatakan “Tidak Bisa” dalam menulis. Kalaupun kita tidak bisa menuliskan apa yang ada di dalam isi kepala kita dengan bahasa yang tidak bagus dalam tatanan bahasa atau kurang baku misalnya, tidak perlu khawatir. Kita bisa menggunakan bahasa apa saja (yang dimengerti) untuk memperdaya isi kepala kita, untuk dijadikan sebuah tulisan. Seorang penulis seperti Raditya Dika bisa dijadikan contoh dalam hal ini. Kita lihat bahasa yang dia pakai dalam menulis, dia menulis dengan bahasa yang tidak baku, dan kesannya acak-acakan. Raditya Dika, adalah seorang penulis yang bergenre humor dan lawak. Ide-ide bodohnya bahkan bisa dikeluarkan begitu saja tanpa ada rasa risih, ia tuangkan semuanya secara blak-blakan.
Bayangkan seandainya pola pikir kita terhadap menulis seperti itu, tak ayal kita akan langsung saja menulis tanpa pikir panjang. Otak kanan kita begitu mudah berlaku tanpa ada penghalang, dalam hal ini biasanya yang menghalangi adalah otak kiri. Menulis tanpa pikir-pikir panjang, dan langsung saja menuangkannya itu lebih baik daripada bingung dengan setumpuk pertanyaan dan pernyataan, saya tidak bisa menulis, mau nulis apa ya? Biasanya orang menulis dengan ide cemerlang, ide cemerlang apa ya yang harus saya tuangkan dalam tulisan? Ah, ini tidak bagus untuk ditulis, lebih baik saya menulis ini, ah, ini juga tidak bagus lebih baik saya menulis itu saja. Ujungnya ia tidak jadi menulis hanya karena pertanyaan dan penyataan yang terlalu banyak memforsir itu.

0 Pondok Pesantren Sebagai Ujung Tombak Perekonomian Sosial


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

Pondok Pesantren Sebagai Ujung Tombak Perekonomian Sosial


Siapa yang tidak senang jika masyarakatnya sejahtera. Tentu semuanya menginginkan betul, melihat suasana hidup yang aman dan tentram, merasakan betapa nikmatnya kehidupan yang kita lakoni. Satu yang perlu dicatat bahwa dalam dilematisasi zaman seperti sekarang ini, dengan kategori  neo-globalisasi, perekonomian telah menjadi bidang kemaslahatan yang menebar buih-buih pembangunan dalam begitu banyak dinamika kemasyarakatan. Pembangunan tidak lepas dari perekonomian, dinamika kemasyarakatan telah dipenuhi  dekonstruksi pemerataan tingkatan sosial serta strata sosial. Dibutuhkan eksistensi untuk menjalin kinerja yang solid dan konsis sampai masa mendatang.
Pondok pesantren adalah salah satu pergerakan yang menanamkan nilai-nilai dasar yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits, dengan kata lain pergerakan ini bukanlah satu pergerakan yang dibentuk begitu saja secara lumrah, ada tujuan tertentu mengapa terdapat pembentukannya. Proses pembelajaran yang diberlakukan juga mengacu pada Al-Quran dan As-sunnah (Hadits), sehingga dapat berkesinambungan dengan arus zaman. Kita lihat saja tatanan kehidupan pondok pesantren sebagai satu contoh sampel tingkat serta strata kehidupan yang baik dalam berdinamika.
Dalam bidang ekonomi, pondok pesantren merupakan gerakan spiritual amal yang bersosialisasi langsung dengan masyarakat. Namun sejauh yang kita ketahui, pondok pesantren bukanlah pergerakan ekonomi yang faknya adalah mengentaskan kemiskinan yang kini semakin meraja lela saja. Hanya saja, pesantren adalah satu pengembang perekonomian dalam pembangunan negara.
Banyak Pengembangan di bidang ekonomi, pada umumnya pondok pesantren berkecimpung dalam berbagai jenis usaha ekonomi di sektor pertanian (agrobisnis), telekomunikasi, koperasi, bahkan manajemen pemasaran tradisional. Hal ini dapat dipahami mengingat sebagian besar atau 78,5% dari 14.067 pondok pesantren berkedudukan di daerah pedesaan. Dengan kegiatan pengembangan ini pondok pesantren meraih minimal tiga manfaat sekaligus, yaitu pertama, mendidik dan membekali para santri dengan pengetahuan, keterampilan, dan jiwa kewirausahaan, kedua, mendidik masyarakat sekitar pondok pesantren tentang cara-cara dan teknis yang lebih maju dalam menjalankan usaha seperti pertanian (agrobisnis) yang pantas diberlakukan di pedesaan, dan sekaligus memperkenalkan berbagai komoditas baru yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih baik, serta ketiga, meningkatkan dan menambah sumber-sumber pendapatan bagi pondok pesantren dan masyarakat. Dari sini apabila terjalin hubungan kerja yang harmonis, tak ayal usaha akan lancar karena semua elemen perekonomian bergerak, menguntungkan semua yang berkecimpung dalam sinergi perekonomian tersebut, dan satu lagi, yakni dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Minggu, 14 Juli 2013

0 Benarkah Menulis Kebutuhan Manusia?


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Benarkah Menulis Kebutuhan Manusia?

“Menulis adalah kebutuhan bagi manusia” Pernyataan ini membuat kita berpikir beberapa kali, tentunya untuk sebagian kalangan biasa, yang juga sering kita sebut sebagai awwamun. Padahal menulis merupakan penumpahan ide dan gagasan, baik berupa curahan hati, karangan, atau sebuah kumpulan catatan mendasar. Sehingga perlu digaris bawahi, dari ketiga garis besar ini, artian dari menulis itu sendiri sudah mewakili keadaan kita di mata orang lain. Ada banyak penelitian yang membahas secara runtut tentang implementasi menulis sebagai nilai karakter seseorang. Penilaian karakteristik seseorang memang bukanlah titik kejelasan dari semua elemen yang membangun manusia secara umum, akan tetapi dari karakteristik inilah kita dapat mengetahui setidaknya menebak tingkah laku dan perbuatan seorang manusia dari masa lalunya sampai yang akan datang.
  Jika seorang tetap menulis dengan keterbatasan yang dimilikinya, itu berarti dia mempunyai banyak kekurangan yang tidak ingin diungkapkannya lewat pembicaraan dengan orang lain. Ia adalah orang yang tertutup yang memiliki segudang rahasia yang membuatnya amat banyak menulis, karena menulis adalah suatu kebutuhan baginya. Tanpa disadari olehnya, menulis itu menjadi senjata pamungkas baginya, dan sebenarnya tidak saja menutupi kekurangan yang ada dalam dirinya, akan tetapi juga memperlihatkan kemampuannya dalam bidang tulis-menulis. Orang yang sedemikian sering menulis, ia akan terasah kemampuan baik kosa katanya, susunan narasinya, dan deskripsinya, walaupun ia tak menyadari ia sendiri yang membuatnya dan itulah kemampuannya yang dapat menutupi kekurangannya. Menakjubkan bukan dunia tulis-menulis itu.
  Seseorang yang sering menulis juga mau tidak mau harus memiliki pengetahuan dan syarat akan tanggung jawabnya sebagai seorang penulis. Tulisannya akan dibaca oleh khalayak ramai, akan dibedah serta dikaji oleh banyak orang, dan akan dijadikan landasan atau rujukan materi yang ada kaitannya dengan tulisan yang ingin dibuat. Membicarakan tulis-menulis seperti membicarakan masakan lezat yang membuat selera makan bergairah, sehingga orang tertarik untuk memakannya sampai habis. Sama halnya dalam tulis-menulis, orang secara tidak langsung dibuat tersihir dengan rangkaian kata yang membangun tulisa tersebut. Tentu saja dalam masakan lezat memiliki bumbu-bumbu masak penyedap rasa yang membuat lezat dan enak untuk dikonsumsi. Begitu pula tulis-menulis, dalam hal ini juga me    miliki bumbu-bumbu dasar dalam membuatnya, dan masing-masing penulis memiliki bumbu-bumbu dasar tersebut untuk menarik minat baca khalayak ramai.
  Tidak ada alasan untuk tidak menulis. Karena menulis merupakan satu kegiatan berpikir ala dualisme, yakni antara membaca dan menulis itu sendiri. Jika seorang tidak menulis, maka ia punya kelemahan dalam sisi tulisannya. Orang yang mempunyai kelemahan dalam tulisan, bisa dibilang tidak mampu menuangkan apa yang sudah dibacanya, ia hanya mampu mengungkapkannya lewat lisan/pembicaraan terhadap orang lain. Padahal dalam bangku kuliah, ia nantinya akan dihadapkan dengan tugas makalah, pembuatan paper, naskah penelitian, skripsi, tesis, desertasi dan lain sebagainya. Semua itu memerlukan kebiasaan mendasar dalam tulis-menulis. Bahkan setelah bisa dan terbiasa menulis dengan kemampuan dasar pun, kita masih harus banyak mempelajari pola-pola penulisan lain di luar konteks dasar. Namun tetaplah perlu diketahui bahwa dunia tulis-menulis itu tidaklah rumit, menulis sebenarnya mudah dan tinggal melakukannya saja secara praktis. 

Rabu, 26 Juni 2013

0 Budaya Koruptif dalam Diri Remaja


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Budaya Koruptif dalam Diri Remaja

Kalau ditanya soal negeri terkorup di seluruh dunia, maka negeri ini adalah juaranya. Sudah tak perlu panjang dan lebar dibahas kesana-kemari, mengapa negeri yang kaya ini justru menjadi negara terkorup di dunia, terlalu panjang untuk dijabarkan. Sekarang yang perlu dibahas adalah problema yang melanda remaja kita ini, yang juga ikut-ikut korup dalam membudidayakan sikap keremajaannya di kehidupan sehari-hari.
Budaya koruptif tengah meracuni remaja-remaja kita yang diakibatkan oleh contoh-contoh tidak baik dari para pendahulunya. Dimana saja, kapan saja selalu ada budaya koruptif dengan beragam wajah, oknum, dan tingkat strata masyarakat. Akhirnya, remaja juga yang kena cipratannya. Remaja yang seharusnya diayomi agar tidak labil, malah dipertontonkan berita-berita yang isinya itu-itu saja, pasti kaitannya dengan penyelundupan, pasti kaitannya dengan penggelapan, pasti kaitannya dengan korupsi, dibawah satu payung KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Bukan masalah beritanya, permasalahannya terletak pada isi berita yang kian membuat miris bangsa ini. Tidak ada habis-habisnya, selalu saja menjadi topik yang tidak ada henti-hentinya dibicarakan.
Tentu ini menjadi permasalahan kita semua sebagai bangsa yang mendiami negeri ini. Karena biar bagaimanapun, negeri ini nanti akan memiliki tunas bangsa yang akan menjadi penerus pendahulunya. Nah, realitanya negeri kita sekarang ini sedang mengalami krisis yang berkepanjangan dengan tingkat kesejahteraan rendah. Untuk saat ini, akan sangat sulit mengeluarkan negeri  dari krisis yang tengah melanda ini. Ya, paling tidak dengan ini, walaupun kita sulit keluar dari situasi seperti ini, kita sepatutnya sadar posisi kita sekarang. Situasi yang mendesak diri sendiri saja, kita harus hadapi dengan semangat, apalagi situasi menyangkut nama martabat bangsa dan negara, jangan sampai kita malas-malasan.
Ini tentang remaja. Remaja kita dengan mudah menghirup kebiasaan-kebiasaan koruptif. Dan ada kemungkinan nanti, mereka akan mengikuti sikap dan tingkah laku yang berbau koruptif dengan tingkat yang amat parah melebihi pendahulunya. Mereka bisa saja ikut korupsi seperti pendahulunya, tidak sebatas sikap dan tingkah laku koruptif yang biasa mereka mainkan saat ini. Mereka juga dapat menyelundupkan apa saja yang mereka butuhkan demi keuntungan sendiri tanpa memikirkan orang lain, karena mereka akan lebih parah dari pendahulunya. Penggelapan berupa uang bermilyaran, triliunan yang biasa dilakukan pendahulunya, akan mereka lakukan bahkan melampaui keserakahan pendahulunya. Karena para remaja ini tengah menghadapi tekanan dari segala penjuru, berbeda dengan orang zaman dulu, para pendulu kita yang hidupnya tidak diiringi oleh informasi dan teknologi yang memadai. Ya, semoga saja tidak terjadi hal-hal separah itu.
Untuk itu penting bagi seorang pemerhati pendidikan untuk memperhatikan nasib anak bangsa ini. Para orangtua dan guru sebagai orang-orang terdekat dan disegani, mempunyai andil dalam meluruskan anak-anaknya. Ada beberapa contoh kenakalan remaja menyangkut budaya koruptif yang kini semerbak di tanah air ini.
Pertama, kasus contek-mencontek. Dalam bidang pendidikan, kasus ini sudah lama menghiasi sektor ujian nasional di tanah air ini. Sekian lama kita terjajah oleh contek-mencontek, dan secara gamblang dianggap oleh kita sebagai sesuatu yang biasa dilakukan, ditradisikan, dan dibanggakan tiap tahunnya. Naas sekali melihat selang pandang seperti ini. Lebih parah lagi, contek-mencontek ini tidak hanya menggerogoti bidang pendidikan, tetapi ikut menggerogoti bidang lainnya. Seperti dalam sektor pers dan entertaiment. Negeri ini telah banyak mencontek konsep barat dalam pengadaan reality show, kontes penyanyi, kontes kecantikan dan lain sebagainya. Indonesian Idol, yang mencontek American Idol dari mulai penjurian, peserta, cara penyeleksian, proses eliminasi, semuanya mengikuti American Idol, bahkan lay out tulisan Indonesian Idolnya pun mengikuti American Idol. Indonesian Idol memang tidak ada lagi, tapi hal ini tidak menjerakan pihak terkait. Muncul kemudian X-Factor menggantikan Indonesian Idol. Ini belum seberapa karena masih ada banyak lagi. Anda sendiri bisa menilainya, jika menonton televisi.
Negeri ini seperti kekurangan kreativitas, padahal ada banyak ide-ide kreatif yang bisa diaplikasikan, kalau saja suara-suara hati tersebut mau didengarkan. Jangankan mendengarkan ide-ide kreatif tersebut, mendengarkan suara kebenaran pun tak pernah sama sekali. Inilah jadinya negeri ini, negeri yang latah dan penuh intrik berbahaya. Negeri ini sudah terpengaruh banyak campur tangan barat, sehingga proses perkembangannya pun harus mengikuti kemajuan barat. Padahal apa jaminan negeri ini maju dengan sistem yang mereka terapkan. Adanya hanya sistem penghancur perlahan-lahan, bukan sistem yang mendukung perkembangan negeri ini ke depan.
Kita hanya masih belum sadar saja, tengah menghadapi dekadensi moral yang parah. Pasti anda setuju kalau budaya latah itu adalah budaya orang penguntit, tak berpendirian, dan parahnya sampai mencuri. Orang penguntit itu orang yang tidak disukai keberadaannya karena dianggap selalu mengikuti kemana saja arah tujuan seseorang. Mereka tak berpendirian, karena mereka selalu mencontek tiap gerak-gerik orang yang mereka ikuti. Terakhir mereka akan mencuri konsep yang mereka sudah pahami, dan mengaku-ngaku kalau konsep tersebut adalah konsep atau sistem yang mereka buat dengan jerih payah sendiri. Lebih parahnya lagi, mereka akan menghilangkan dan memusnahkan dokumen-dokumen, manuskrip-manuskrip, tentang konsep sebenarnya, tentu beserta dengan pembuat dan penggagas awalnya. Amat bahaya bukan seorang penguntit, ia dapat menjadi seorang mata-mata dan pencuri ulung. Itulah yang terjadi sekarang, negeri ini tengah dididik untuk menjadi seorang penguntit, agar mereka mempunyai anak-anak buah yang patuh terhadap mereka. Bukankah mereka terkenal dengan penguntit? Yang tidak senang memiliki pesaing disampingnya.

Kamis, 20 Juni 2013

0 Menulis; Kebutuhan Orang Sukses dan Orang Ingin Sukses


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Menulis; Kebutuhan Orang Sukses dan Orang Ingin Sukses

Menulis adalah kebutuhan orang sukses. Ini adalah kenyataan, yang tidak boleh dihilangkan sama sekali keberadaannya. Para orang sukses, banyak yang kegemarannya adalah menulis. Di saat waktu senggang, mereka menyempatkan diri untuk menulis, berupa apa saja dengan menumpahkan segala keluhan, ide gagasan, catatan penting, dan hal lain dalam bentuk tulisan. Hal ini tentulah bermanfaat bagi dirinya dan orang yang membacanya (kecuali diari pribadi), sehingga banyak sekali orang sukses yang menuangkan  ide, tips, pengalaman, solusi, tata cara, pola kehidupannya lewat tulisan menjadi buku yang bermanfaat, dengan maksud berbagi ilmu kepada orang banyak, agar orang termotivasi, agar orang lebih mudah dalam menghadapi situasi dan kondisi kesulitan, agar orang mempunyai solusi untuk keluar dari problem dan dilema. Ya, intinya keluar dari segala permasalahan.
Semua orang bahkan tau kalau menulis adalah kebutuhannya. Namun diantaranya ada yang justru memalingkannya, padahal ia tau kalau menulis adalah sebuah kebutuhan mendasar, selain makan, minum, tidur, mandi dan lain sebagainya. Anda masih belum percaya dengan saya? Mari kita perhitungankan. Nilai karakteristik seorang dapat dilihat dari apa yang ditulisnya. Mario Teguh misalnya, dia adalah seorang spesialis motivator, maka lihat tulisannya. Dia adalah penulis yang mengutamakan seni menyemangati orang lain, dan punya karakteristik yang bernilai spirit atau penyemangat. Tere Liye, dia adalah seorang novelis sosialis, ia banyak mengangkat tema tentang seputar keberadaan manusia saat ini alias kontemporer, namun juga dikaitkan dengan masa lalu. Maka, ia punya karakteristik yang bernilai sosial umum. Andrea Hirata, ia adalah seorang novelis ternama yang terbiasa mengangkat tema hubungan sains dan irasional (mustahil). Kita bisa melihat isi dan karakteristik tulisannya, maka ia adalah seorang penulis yang berkarakteristik tentang realistis-irasional. Itu semua tidak lepas dari pengalaman yang mereka alami, serta kemampuannya.

Senin, 03 Juni 2013

0 Khauf dan Raja’: Keseimbangan Spiritualitas Muslim


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Khauf dan Raja’: Keseimbangan Spiritualitas Muslim


“Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang  (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.” (QS. Al-Insan [76]: 10)

Dalam ayat di atas dikemukakan bahwa sesungguhnya manusia takut terhadap azab yang diberikan oleh tuhan. Mereka takut seandainya digolongkan sebagai orang yang bermuka masam, lantaran mereka akan selalu dihadapkan pada akhir kenyataan yang pahit. Dijamin dan dipastikan golongan bermuka masam ini akan mendapati kesulitan di akhirnya, termasuk memperoleh azab yang pedih. Hanya penyesalan yang kemudian terlontarkan dari mulut mereka. Benak mereka pun hanya terisi pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada jawabannya. Bagaimana caranya saya bisa diampuni oleh Allah, Tuhan Semesta Alam? Apa jalan keluar dari semua ini? Ya Allah bisakah kau kembalikan saya pada masa itu (dimana saya melakukan banyak dosa)? Saya akan memperbaikinya, Dan lain-lain... semuanya jelas percuma. Maka jangan sampai kita menyesal di akhir. Menyesal-lah di pertengahan sebelum beranjak dan melangkah lebih jauh.
Sesuai dengan keterangan Al-Quranul Karim, maka orang-orang yang berbuat kebajikan-lah, yang dapat terhindar dari golongan bermuka masam, dimana orang-orang bermuka masam ini akan selalu menghadapi kesulitan dimanapun dan kapanpun. Orang-orang yang berbuat kebajikan akan senantiasa melajurkan dirinya pada jalan yang lurus, mereka selalu bersyukur terhadap apa yang menjadi pertimbangan (ketentuan) Allah SWT. Mereka juga selalu takut akan berbuat sesuatu yang semena-mena, sembrono, dan tak terkontrol. Intinya mereka selalu takut! Harta darimana yang mereka dapat, makanan apa yang seharusnya mereka makan, pengaplikasian sikap, sifat dan perbuatan, semuanya dipertimbangkan dan dipikirkan betul-betul, demi sebuah kategori halalan toyyiban. Lantas bagaimana solusi supaya kita senantiasa takut (punya perasaan takut) terhadap Allah SWT? Kita akan membahasnya setelah penjelasan ayat berikut ini.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, maka mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah [2]: 218)   
 
Umpama seperti orang-orang berhijrah ke tempat yang jauh dari keramaian, sorak-sorai bising, dan keduniawian yang menggiurkan. Seakan mereka hidup sendiri tanpa sapaan, tanpa perbincangan menjerumuskan, tanpa mengenal yang lain. Semua itu terjadi karena mereka yang berusaha untuk menjauhi segala bentuk kemaksiatan, tidak melanggar syariat islam, lebih mengutamakan kebaikan, kebenaran, hal-hal positif, terlebih cinta Allah SWT, daripada harus terjerumus keduniawian fana (fasad) yang bisa saja membawa mereka pada kemaksiatan. Mereka yang seakan sendiri itu, yang seakan hidup di negeri yang sepi tanpa mengenal, telah rela meninggalkan semua kesenangan sementara. Harta yang telah mereka miliki, mobil, motor, rumah, perusahaan, saham investasi, hotel, apartemen dan segalanya telah mereka tinggalkan.
Harapan mereka bertumpu pada Allah SWT. Harapan besar inilah yang mereka yakini. Mereka beriman kepada Allah, Malaikatnya, Kitabnya, Rasulnya, Hari Kiamat, Qadha dan Qadar. Mereka berhijrah dan berjihad demi mengharap rahmat Allah SWT. Dengan berkorban di jalan Allah SWT, mudah-mudahan mereka dapat cinta Allah. Dengan berjihad di jalan Allah, mudah-mudahan mereka digolongkan kepada orang-orang yang beruntung, bukan orang-orang yang rugi. Dengan kualitas keimanan mereka, mudah-mudahan aqidah dan itikadnya dapat dipertahankan.
Kedua ayat serta penjelasannya tadi, mengingatkan kita pada Khauf dan Raja’. Ayat pertama mengungkapkan tentang ketakutan hamba Allah yang dalam bahasa arab disebut Khauf. Kemudian pada ayat kedua dijelaskan, bahwa hanya orang-orang beriman, orang-orang berhijrah dan berjihad di jalan Allah yang mengharap rahmatnya, karena mereka-lah yang percaya, meyakini, merasakan begitu indahnya jalan Allah. Dan inilah Raja’ yang berarti mengharap dan pengharapan. Dari sinilah kemudian penulis mengembangkan pembahasan secara lebih spesifik. Ini kaitannya dengan Khauf dan Raja’, dimana dua dimensi ini akan jadi dasyat, seandainya keduanya dikolaborasikan dan diseimbangkan tanpa melebihi kadar sewajarnya.

Minggu, 02 Juni 2013

0 Peran Alumni di Tengah Masyarakat (Sebuah Catatan untuk Para Alumni, terutama Alumni Ponpes)


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Peran Alumni di Tengah Masyarakat
(Sebuah Catatan untuk Para Alumni, terutama Alumni Ponpes)


Seringkali terjadi peristiwa yang tak diinginkan, membuat kengerian tersendiri terutama melihat kenakalan remaja yang seperti tidak ada habisnya. Selalu saja menjadi topik utama, menghiasi media-media massa, media online, televisi dan lain sebagainya. Belum lagi kasus-kasus kejahatan tingkat atas seperti KKN, pembunuhan baik secara moral maupun fisik, pencurian berupa kehormatan, harta, serta hak orang lain, semuanya seakan menjadi tontonan kita sehari-hari. Dan ini yang lebih mencengangkan lagi, bahwa oknum-oknum yang terlibat dalam hal tersebut adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi, orang-orang yang digembleng dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dan teori kemasyarakatan, orang-orang yang merupakan keluaran dan jebolan sekolah-sekolah ternama yang tidak diragukan lagi kredebilitas serta kualitasnya. Patut disayangkan, karena tidak ada manfaat sama sekali yang dihasilkan dari berlama-lama menempuh jenjang pendidikan.
Alumni seharusnya berperan penting dalam mengentaskan problema-problema yang melanda negeri ini. Mereka (para alumni) yang sudah dilepas di tengah masyarakat mempunyai kepentingan untuk membangun masyarakat madani. Peran alumni sangat dibutuhkan untuk dekonstruksi kembali, dimana kepentingan-kepentingan yang ada dalam masyarakat menjadikan alumni untuk berdedikasi mengutamakan hak orang banyak, mewujudkan kesejahteraan, kemaslahatan, dan keamanan di dalam masyarakat. Lebih lanjutnya, kita lihat bagaimana sepak terjang alumni pondok pesantren di tengah masyarakat. Ada banyak alumni pondok pesantren yang berhadapan langsung dengan masyarakat, untuk mengarahkan masyarakat kepada solusi terbaik, sesuai dengan Al-Quran dan Hadits. Dengan bekal Al-Quran dan Hadits, alumni pondok pesantren mampu beradaptasi di tengah masyarakat. Sehingga diterima di tengah masyarakat, dan diperhitungkan keberadaannya.

Minggu, 21 April 2013

0 Tidak Hanya Perempuan, tetapi Semuanya


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

Tidak Hanya Perempuan, tetapi Semuanya

April ini, tepatnya tanggal 21 April, perempuan menjadi sorotan utama. RA. Kartini sebagai tambuk pemrakarsa emansipasi wanita Indonesia, akan dikenang selalu. Begitupun RA. Sartika sang perintis selanjutnya. RA. Sartika mengupayakan benar-benar emansipasi wanita sebagai pengestafetan kemajuan kaum hawa. Tetapi kenapa harus perempuan, punya emansipasi? Dan tidak untuk lelaki. Padahal, kalau kita lihat di lapangan, perbudakan demi perbudakan zaman dahulu bukan di peruntukan bagi kaum hawa saja, tetapi juga para lelaki.
Soal per-tidak sama-an derajat, hak, dan kedudukan, kekerasan terhadap perempuan, penindasan baik secara fisik maupun psikis terhadap perempuan oleh para lelaki, adalah latar belakang pemicu pergerakan emansipasi wanita, sangat dibenarkan sekali, karena pada waktu itu lelaki memang lebih berkuasa ketimbang perempuan. Masalahnya justru terletak pada keadaan moral kita baik sekarang dan dahulu, khususnya di negeri ini. Kalau soal mendominasi, lelaki memang tercatat di hampir semua cakupan bidang. Namun, parameter sekarang menyayangkan akan kemerosotan bangsa ini, sehingga ketidak majuan negeri ini perlu diperhatikan. Jadi, sebenarnya sama saja ihwalnya. Bahwa tidak hanya perempuan, mengalami dilema perbudakan, laki-laki pun juga mengalaminya, di negeri ini. Tak hanya perempuan, punya emansipasi, lelaki pun harus turut andil beremansipasi. Hakikatnya semuanya, laki-laki dan perempuan, bersama-sama bahu-membahu menuju kemajuan.
Indonesia dari dulu sampai sekarang, selalu tertindas. Penjajahan Belanda selama 350 tahun, disusul oleh Jepang selama 3,5 tahun, hingga mengalami Freedom of Country (kemerdekaan dalam negeri), tetap tak membuat negeri ini terhindar dari era perbudakan. Orang Belanda banyak menyebut orang Indonesia sebagai inlander (pribumi) tiada berarti, hanya rodi yang pantas bagi inlander. Memasuki, penjajahan jepang pun tak jauh berbeda, negeri ini tak ubahnya diperlakukan seperti budak bertahun-tahun lamanya, para romusha demikian orang jepang menyebut bangsa kita.

0 Membudidayakan Literasi, Membangun Persepsi


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

Membudidayakan Literasi, Membangun Persepsi


Salah satu tombak kemajuan suatu peradaban adalah terdapatnya tradisi ilmiah (keilmuan) dan intelektual. Tradisi inilah yang melahirkan tonggak-tonggak peradaban, yang tidak lepas dari tulis-menulis, tidak lepas dari baca-membaca, dan selalu menghasilkan segala kesepakatan dengan proses musyawarah, diskusi ilmiah, dan kajian pemufakatan. Sehingga dapat berjalan dan bertahan.

Rabu, 03 April 2013

2 Kisah Uang Seribu dan Seratus Ribu


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

Kisah Uang Seribu dan Seratus Ribu


Tersebutlah dalam sebuah dompet dua carik uang kertas. Yang satu bernominal seratus ribu rupiah dan yang satunya bernominal seribu rupiah. Sebelumnya mereka terpisah karena diambil dari tempat yang berbeda. Keduanya juga punya ciri-ciri yang berbeda. Uang seratus ribu tampangnya begitu apik, bersih, ganteng, berseragam necis, disukai banyak orang dan tentunya oleh para wanita, ya ibarat kata seperti playboy itulah. Sedang uang seribu dengan gayanya yang jadul, lusuh, berseragam ala kadarnya, seperti seorang semi fakir miskin. Keduanya sama-sama dibawa dalam dompet, oleh seseorang yang saat itu akan berpergian ke suatu tempat. Jadilah jumlah nominal uangnya tersebut menjadi seratus satu ribu rupiah. Dalam keadaan berpergian tersebut terjadilah percakapan antar keduanya. Mereka bertanya satu sama lain dengan percakapan kira-kira seperti ini:

Uang seratus ribu: “Hei seribu! Ngapain kamu disini? Bikin ganggu pemandangan aja...”

Uang seribu: “Saya cuman numpang disini, yah saya mengakui kalau saya kucel, kayak nggk pernah mandi... tapi kamu tau apa pekerjaan saya?”

Uang seratus ribu: “Mana saya tau, kamu ya kamu, saya ya saya... bukan urusan saya! Memang apa pekerjaan kamu?”

Uang seribu: “Dengarkan... Saya itu setiap hari kerjanya memberi makan fakir miskin, anak yatim, pokoknya saya dekat dengan kaum dhuafa, karena banyak orang yang memberikan saya untuk penghidupan mereka para kaum dhuafa. Saya dekat dengan masjid bahkan muallaqun bil masajid, karena ada saja orang yang menyumbangkan saya ke dalam kotak amal sehingga saya menjadi bagian penghuni masjid, apalagi kalau sudah hari jum’at. Walaupun saya lecek, kucel dan terkesan seperti belum mandi, tetapi saya bersyukur karena saya berada diantara orang yang bertaqwa. Saya juga bersyukur karena saya tidak pernah dipakai untuk hal keburukan. Tidak seperti kamu, kamu selalu bersama orang yang jauh dari kebaikan.
Lihat saja dirimu, kamu selalu bersama orang-orang yang nongkrong nggk jelas di Mall, mereka menghambur-hamburkan kamu untuk membeli sesuatu yang juga tidak jelas arah maksudnya. Kamu juga selalu bersama para penyelundup alias tukang korup. Lihat saja! banyak pemerintah, pejabat, konglomerat yang menyembunyikan kamu di kantongnya. Kamu juga senantiasa diselipkan dalam pakaian dalam wanita, saat seorang hidung belang telah puas melampiaskan nafsu birahinya... Naudzubillahi min dzalik.
Bandingkan dengan saya, saya tidak pernah disentuh sedikitpun oleh orang-orang seperti itu. Mereka mana mau menyentuh saya yang kumal, dan kucel ini. Saya juga tidak pernah merasakan halusnya kulit wanita, karena saya tidak pernah diselipkan di dalamnya, apalagi melihat tubuh wanita yang mempesona itu. Saya memang tidak pernah merasakan kemewahan, tapi saya beruntung karena saya masih suci dari tangan-tangan tak bertanggung jawab, yang penuh maksiat itu. Sekali lagi saya memang kucel, kumal, tapi dalam diri saya terkandung satu rasa kepuasan tersendiri tanpa berlebih-lebihan.
Saya akui kamu memang istimewa, rupamu yang ganteng, penampilan yang rapi dan apik. Tapi lihat dalam dirimu, kamu sudah tidak suci lagi. Kamu ternodai oleh tangan-tangan usil mereka, dan yang jelas mereka tidak akan puas, kamu juga tidak memiliki kepuasan karena berlebih-lebihan. Secara tidak langsung kamu telah terhinakan. Perhatikan! Kamu dihambur-hamburkan begitu saja, tanpa tau berapa banyak dirimu. Kamu diselipkan dalam pakaian dalam wanita begitu saja, tanpa pernah mereka pikir kalau kamu itu apik dan bersih tampangnya. Kamu disembunyikan dalam kantong-kantong koruptor yang merupakan orang-orang terhina.”

0 Respect; Sebuah Nama Penghormatan


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

Respect; Sebuah Nama Penghormatan


Ini inisiatif dari sahabat saya, Faqihusilmi. Ya, dia meminta agar saya mengisi dalam rubrik awal Buletin Respect ini yang baru dibuat. Saya isi saja dengan keinginan awal saya terhadap Buletin ini dan saat pembentukan Buletin ini. Singkat cerita seperti ini, awalnya keinginan ini, sudah muncul semenjak saya kelas enam. Ya, anggap saja ini harapan awal. Harapan saya waktu itu, seandainya buletin ini benar-benar ada, saya akan menamakannya dengan BT (Buletin Tsanawiyah). Nama ini saya dapat dengan asal dan cuma-cuma memang. Tapi sepertinya enerjik gitu (menurut saya)! Coba kita ibaratkan seperti ini, buletin ini untuk kalangan BT... kan kayaknya seru kedengarannya. Atau anda BT, baca buletin BT... kan jadi seru-seru gimana gitu... tapi sudahlah itu hanya sedikit harapan saya waktu itu. Wong itu pikiran ngawur  dan ngarung ngidul juga kok. Intinya buletin ini sudah saya pikirkan sejak lama. Mau antum percaya atau tidak percaya, terserah.
Waktu berjalan, dan saya menginjakkan kaki di level Asatidz, ya saya tidak lagi di bangku kelas enam. Beberapa hari menjelang Idul Adha, tiba-tiba Mualim Faqih datang kepada saya, dan ingin berbicara sesuatu. Sesuatu...! kayak Syahrini saja, pikir saya waktu itu. “Ada apa Muallim Faqih?” tanya saya waktu itu, “Gini Ustad kami inisiatif ingin membuat Buletin Tsanawiyah...”. Mendengar demikian, saya langsung merespon secara terkejut, karena memang pada waktu itu, saya juga teringat kembali tentang harapan saya untuk membuat Buletin Tsanawiyah. Karena begitu senangnya saya kemudian menceritakan keinginan saya, yang sejak kelas enam juga ingin mengadakan Buletin Tsanawiyah.

0 Internet; Simbol Revolusioner Pengetahuan


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Internet Simbol Revolusioner Pengetahuan


Internet merupakan salah satu simbol revolusioner pengetahuan era masa kini, masa dunia ke-tiga. Keterangan ini bisa kita dapati di tiap jajaran masyarakat. Buktinya, baik dari anak usia dini sampai usia produktif, selalu menggunakannya untuk memecahkan masalah. Internet ibaratkan raja tiada tandingan, kalau soal pengetahuan. Bahkan penulis menobatkannya sebagai benteng terakhir ilmu pengetahuan. Ada-ada saja. Ketangguhan, kejelian, dan ketelatenannya pun tak bisa kita bayangkan, hanya kata luar biasa yang dapat penulis ucapkan. Bukan luar biasa dalam akronim SLB (Sekolah Luar Biasa) itu.
Ini memang jelas luar dari biasa, beda dari biasa. Google ialah mesin pencari paling jitu dalam internet. Selain paling jitu, Google juga mesin pencari paling disegani oleh khalayak, kebanding mesin pencari lainnya. Google juga mempermudah akses jadi lebih ringan. Perpustakaan Digital atau Maktabah Samilah yang biasa kita dengar di pondok pesantren, juga mengambil data dari internet. Entahlah siapa yang pertama kali mencetuskan Maktabah Samilah, yang jelas ia telah menyumbangkan nilai berharga bagi umat manusia, karena peluang untuk menyelesaikan masalah jadi lebih mudah. Perpustakaan Digital membuat orang lebih cepat menikmati bacaannya tanpa harus mencari terlebih dahulu kesana-kemari. Apalagi jika Perpustakaannya sebesar Perpustakaan di Harvard University.
Internet tak bisa dilepaskan dari hal-hal yang baru, walaupun se-detik pun. Coba anda ketik detik.com, pasti akan banyak bermunculan kabar informasi terbaru seputar apapun. Alhamdulillah… tuhan telah menciptakannya di era mutakhir ini, lewat perantara orang-orang jenius masa kini. Sehingga kita dapat menikmatinya sesuai keinginan. Tapi ada saja pekerjaan jahil, toh zaman sekarang bukan lagi jahiliyah seperti dulu.
Inilah yang disayangkan. Situs-situs porno seringkali diakses dalam internet. Penelitian terkait masalah ini, mengungkapkan bahwa tingkat pergaulan remaja yang bebas saat ini, salah satu penyebabnya adalah situs porno dalam internet. Angka kriteria hamil di luar nikah juga begitu. Penyebab utamanya adalah akses situs porno, ditambah lagi media Facebook yang biasa kita akses saat online. Banyak pertemuan remaja tak wajar, berawal perkenalan sesama teman online. Kemudian membuat ketertarikan satu sama lain, dan keduanya mengadakan janji pertemuan, selang kemudian terjadilah peristiwa tak senonoh yang dilakukan keduanya. Amat cepat sekali, amat mudah sekali. Anda tahu bukan peristiwa ini! Naudzubillahi min dzalik. Bukankah ini ketidak wajaran, yang mesti kita hilangkan.
Internet memang harus kita manfaatkan dengan sewajarnya. Pengetahuan harus kita butuhkan. Banyak remaja sekarang lebih memilih Facebook-an kebanding menambah pengetahuannya dalam dunia maya. Saya punya pertanyaan dan jawaban konyol tentang remaja sekarang, lebih baik mana memandangi layar Facebook atau mencari berita, informasi yang banyak tersebar di dalamnya? Remaja akan menjawab, pasti lebih baik memandangi layar Facebook ketimbang layar monitor yang berisikan informasi-informasi yang menarik. Sesungguhnya, seperti ilmu pengetahuan misalnya, para remaja justru tidak memperluas pengetahuannya dengan memperbanyak informasi tersebut, bahkan lebih memilih Facebook-an saat usai sekolah, saat bersantai, saat berdiam diri. Mereka menggunakan modem, wifi dan Hp-nya untuk Facebook-an, bercengkrama dengan teman di dunia maya alias ngobrol bertemakan ngarung ngidul entah kemana. Padahal guru-guru menganjurkan untuk mengerjakan PR sebagai tugas rumah. Mereka kemudian banyak menyalah-gunakan waktu dengan seenaknya, sampai melupakan pekerjaan rumah yang ditugaskan dari sekolah.
Penulis ingin menyarankan, Boleh saja Fb-an, main game online! tetapi jangan sampai waktu kita terforsir, sehingga melupakan kewajiban kita, melupakan pekerjaan kita sebagai seorang pelajar, yaitu belajar. Ingat! Kita dididik oleh orangtua, guru dan pendidik lainnya, tidak hanya sebatas teori, tetapi juga aplikasi (praktik). Dari mulai orangtua, guru, dan lainnya, mengajarkan kita untuk selalu menghargai tugasnya. Tugas kita sekarang adalah seorang pelajar, maka kita harus belajar, memperluas ilmu pengetahuan, mencari wawasan, trobosan, dan kegiatan baru. Itu baru seorang pelajar berdedikasi. Tetapi apa kenyataannya? Banyak remaja sekarang tidak menyadarinya. Tidak ada rasa kasihan kepada diri sendiri. Sehingga pandangannya jadi buram, tak terarah. Remaja sekarang, hanya sedikit yang sadar. Dan malah berbuat hal negatif. Terkhusus pada pemakaian internet sebagai simbol revolusioner pengetahuan.

Senin, 18 Maret 2013

0 Kelemahan Manusia; Antara 2S, 1T dan 2M


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

Kelemahan Manusia; Antara 2S, 1T dan 2M

Rahasia yang ada pada diri manusia, merupakan satu contoh keberlangsungan adanya titik-titik kesempurnaan yang dimiliki Allah SWT. Bayangkan itu hanyalah sebuah titik yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Manusia diberikan panca indera yang tidak dimiliki makhluk lainnya, membuktikan manusia sebagai satu-satunya makhluk paling utama diantara makhluk lainnya. Manusia punya kemampuan yang tidak banyak dimiliki makhluk ciptaan lainnya. Manusia mampu mengkombinasikan serta mengimbangi secara keseluruhan kelebihan-kelebihan yang dimiliki makhluk hidup lain. Tumbuhan mampu menghasilkan aneka ragam kategori dan klasifikasi spesiesnya dengan baik, walaupun dengan ancaman kepunahan, khususnya spesies langka. Maka manusia juga mampu mengimbanginya, yakni menyeimbangkan jenisnya dengan baik tanpa ada rasa khawatir akan kepunahan. Karena manusia mempunyai perkembangbiakan yang relatif lebih gencar ketimbang tumbuhan, maka otomatis manusia memiliki persentase keturunan yang lebih efektif kebanding tumbuhan, walaupun dari segi kuantitas manusia masih kalah jumlah dengan tumbuhan.
Begitu juga dengan hewan, hewan juga mempunyai kelebihan yang menakjubkan seperti selalu berkompetisi, apalagi kalau sudah dikaitkan dengan hukum rimba alias hukum yang keterkaitannya dengan peraturan kehewanan dan kebinatangan, dimana yang kuat-lah yang dapat bertahan hidup, dan yang lemah tidak akan mampu bertahan hidup, saling berburu dan diburu, saling memakan dan dimakan, saling menghalalkan segala cara. Lain halnya dengan manusia, konsep hukum rimba ini justru diimbangi oleh manusia sebagai salah satu kompetisi untuk memperoleh hasil yang terbaik dalam hal sportivitas, bukan dalam hal menghalalkan segala cara.