Kelemahan Manusia; Antara 2S, 1T dan 2M
Rahasia yang ada pada diri manusia,
merupakan satu contoh keberlangsungan adanya titik-titik kesempurnaan yang
dimiliki Allah SWT. Bayangkan itu hanyalah sebuah titik yang diberikan oleh
Allah kepada manusia. Manusia diberikan panca indera yang tidak dimiliki
makhluk lainnya, membuktikan manusia sebagai satu-satunya makhluk paling utama
diantara makhluk lainnya. Manusia punya kemampuan yang tidak banyak dimiliki
makhluk ciptaan lainnya. Manusia mampu mengkombinasikan serta mengimbangi
secara keseluruhan kelebihan-kelebihan yang dimiliki makhluk hidup lain.
Tumbuhan mampu menghasilkan aneka ragam kategori dan
klasifikasi spesiesnya dengan baik, walaupun dengan ancaman kepunahan,
khususnya spesies langka. Maka manusia juga mampu mengimbanginya, yakni
menyeimbangkan jenisnya dengan baik tanpa ada rasa khawatir akan kepunahan.
Karena manusia mempunyai perkembangbiakan yang relatif lebih gencar ketimbang
tumbuhan, maka otomatis manusia memiliki persentase keturunan yang lebih efektif kebanding tumbuhan, walaupun dari segi kuantitas manusia masih kalah jumlah
dengan tumbuhan.
Begitu juga dengan hewan, hewan juga
mempunyai kelebihan yang menakjubkan seperti selalu berkompetisi, apalagi kalau
sudah dikaitkan dengan hukum rimba alias hukum yang keterkaitannya dengan peraturan kehewanan dan
kebinatangan, dimana yang kuat-lah yang dapat bertahan hidup, dan yang lemah
tidak akan mampu bertahan hidup, saling berburu dan diburu, saling memakan dan dimakan,
saling menghalalkan segala cara. Lain
halnya dengan manusia, konsep hukum rimba ini justru diimbangi oleh manusia sebagai salah satu
kompetisi untuk memperoleh hasil yang terbaik dalam hal sportivitas, bukan
dalam hal menghalalkan segala cara.
Inilah kemampuan
akal manusia yang menakjubkan. Dengan akal, manusia mampu mengendalikan segala
bentuk pelencengan yang tidak sesuai dengan integritas kemanusiaan. Mengapa?
Karena manusia bukanlah hewan yang tidak memiliki akal pikiran, dan bukan
tumbuhan yang tidak dapat tumbuh di suhu, tempat, dan keadaan tertentu. Walaupun
demikian manusia juga memiliki kekurangan dan kelemahan, lantaran manusia juga
adalah sama-sama ciptaan Allah SWT. Dengan demikian ada lima garis besar
kelemahan manusia secara umum :
Pertama, adalah sakit. Manusia memiliki ketergantungan pada
sumber energi, agar dapat bertahan hidup. Seperti makan, tanpa makan manusia
tidak akan bisa hidup. Dengan makanan sebagai sumber energi utama, manusia
dapat memiliki energi, sehingga dapat melakukan daya dan usaha. Sehingga saat
manusia tidak makan, maka manusia menjadi lemah dan akhirnya sakit. Inilah
kelemahan pertama manusia yang dapat mempengaruhi kinerja langsung tubuh
(jasmani).
Kedua, adalah sempit. Saat manusia dalam kesempitan, otomatis
prioritas utama manusia adalah melakukan segala sesuatu dengan tergesa-gesa,
karena faktor ketidak tenangan untuk berpikir segala sesuatunya cepat selesai.
Padahal ini tidak lepas dari kelalaian manusia yang membuang-buang waktu dengan
percuma dan sia-sia. Kesempitan akan berefek samping pada titik kejatuhan
manusia.
Ketiga, adalah tua. Penuaan pastilah terjadi pada semua makhluk
hidup, tidak terkecuali manusia. Banyak manusia yang ingin hidup dengan awet
muda, tetap saja tidak bisa! Ini karena penuaan adalah indikasi alamiah dari
makhluk hidup seperti manusia. Oleh karenanya pakailah waktu dengan sebaik
mungkin, agar kita tidak menyesal di kemudian hari saat datangnya penuaan
tersebut.
Keempat, adalah miskin. Dalam keadaan miskin, manusia tentu
merasa perlu mencari penunjang kekurangannya untuk memenuhi kebutuhan. Miskin
disini bukan berarti miskin harta saja, tetapi juga miskin hati, miskin
pengetahuan, dan miskin lainnya. Jika seorang dalam keadaan miskin harta, maka
barulah ia berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan kerja keras,
saat miskin pengetahuan barulah ia mengusahakan untuk membaca referensi yang
ada, kemudian jika telah datang miskin hati, barulah ia menyadari kalau ia
melakukan hal bodoh dengan tidak berbuat kebajikan sedini mungkin. Akhirnya hanya sebuah penyesalan yang
ada,"mengapa tidak dari dulu saya bekerja keras, saya banyak membaca, saya
banyak shalat malam, beramal jariah, melakukan kewajiban agama dan lain
sebagainya". Lagi-lagi ini adalah faktor kelalaian manusia.
Kelima, adalah mati. Kematian merupakan moment yang
mengembirakan bagi seorang yang berbuat kebajikan dan moment yang menakutkan
bagi seorang yang lalai dalam hidupnya. Baik buruknya amal seseorang, awalnya
akan ditentukan disini, bagaimana cara kematiannya. Kematian juga adalah sisi
alamiah dari proses akhir manusia. Dan Allah-lah yang menentukannya melalui
waktu.
Kelima garis besar
ini, sudah mewakili kelemahan manusia, yang intinya adalah kesinambungan waktu.
Manusia boleh dibilang sempurna untuk ukuran makhluk ciptaan Allah. Allah
memang berfirman,"Dan
sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami
ciptakan (QS. Al-Isra: 70)."
Dan Allah juga
berfirman,"Telah kami ciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya bentuk
(QS. At-Tien: 4)." Tetapi jangan sampai ada setitik saja
kesombongan untuk unjuk gigi, pamer, meremehkan, menghina, mengklaim dirinya
yang terbaik dan sempurna diantara yang lain, termasuk kepada sesama manusia
itu sendiri. Wa allahu alamu bis
shawab...
0 komentar:
Posting Komentar