Rabu, 03 April 2013

0 Internet; Simbol Revolusioner Pengetahuan


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Internet Simbol Revolusioner Pengetahuan


Internet merupakan salah satu simbol revolusioner pengetahuan era masa kini, masa dunia ke-tiga. Keterangan ini bisa kita dapati di tiap jajaran masyarakat. Buktinya, baik dari anak usia dini sampai usia produktif, selalu menggunakannya untuk memecahkan masalah. Internet ibaratkan raja tiada tandingan, kalau soal pengetahuan. Bahkan penulis menobatkannya sebagai benteng terakhir ilmu pengetahuan. Ada-ada saja. Ketangguhan, kejelian, dan ketelatenannya pun tak bisa kita bayangkan, hanya kata luar biasa yang dapat penulis ucapkan. Bukan luar biasa dalam akronim SLB (Sekolah Luar Biasa) itu.
Ini memang jelas luar dari biasa, beda dari biasa. Google ialah mesin pencari paling jitu dalam internet. Selain paling jitu, Google juga mesin pencari paling disegani oleh khalayak, kebanding mesin pencari lainnya. Google juga mempermudah akses jadi lebih ringan. Perpustakaan Digital atau Maktabah Samilah yang biasa kita dengar di pondok pesantren, juga mengambil data dari internet. Entahlah siapa yang pertama kali mencetuskan Maktabah Samilah, yang jelas ia telah menyumbangkan nilai berharga bagi umat manusia, karena peluang untuk menyelesaikan masalah jadi lebih mudah. Perpustakaan Digital membuat orang lebih cepat menikmati bacaannya tanpa harus mencari terlebih dahulu kesana-kemari. Apalagi jika Perpustakaannya sebesar Perpustakaan di Harvard University.
Internet tak bisa dilepaskan dari hal-hal yang baru, walaupun se-detik pun. Coba anda ketik detik.com, pasti akan banyak bermunculan kabar informasi terbaru seputar apapun. Alhamdulillah… tuhan telah menciptakannya di era mutakhir ini, lewat perantara orang-orang jenius masa kini. Sehingga kita dapat menikmatinya sesuai keinginan. Tapi ada saja pekerjaan jahil, toh zaman sekarang bukan lagi jahiliyah seperti dulu.
Inilah yang disayangkan. Situs-situs porno seringkali diakses dalam internet. Penelitian terkait masalah ini, mengungkapkan bahwa tingkat pergaulan remaja yang bebas saat ini, salah satu penyebabnya adalah situs porno dalam internet. Angka kriteria hamil di luar nikah juga begitu. Penyebab utamanya adalah akses situs porno, ditambah lagi media Facebook yang biasa kita akses saat online. Banyak pertemuan remaja tak wajar, berawal perkenalan sesama teman online. Kemudian membuat ketertarikan satu sama lain, dan keduanya mengadakan janji pertemuan, selang kemudian terjadilah peristiwa tak senonoh yang dilakukan keduanya. Amat cepat sekali, amat mudah sekali. Anda tahu bukan peristiwa ini! Naudzubillahi min dzalik. Bukankah ini ketidak wajaran, yang mesti kita hilangkan.
Internet memang harus kita manfaatkan dengan sewajarnya. Pengetahuan harus kita butuhkan. Banyak remaja sekarang lebih memilih Facebook-an kebanding menambah pengetahuannya dalam dunia maya. Saya punya pertanyaan dan jawaban konyol tentang remaja sekarang, lebih baik mana memandangi layar Facebook atau mencari berita, informasi yang banyak tersebar di dalamnya? Remaja akan menjawab, pasti lebih baik memandangi layar Facebook ketimbang layar monitor yang berisikan informasi-informasi yang menarik. Sesungguhnya, seperti ilmu pengetahuan misalnya, para remaja justru tidak memperluas pengetahuannya dengan memperbanyak informasi tersebut, bahkan lebih memilih Facebook-an saat usai sekolah, saat bersantai, saat berdiam diri. Mereka menggunakan modem, wifi dan Hp-nya untuk Facebook-an, bercengkrama dengan teman di dunia maya alias ngobrol bertemakan ngarung ngidul entah kemana. Padahal guru-guru menganjurkan untuk mengerjakan PR sebagai tugas rumah. Mereka kemudian banyak menyalah-gunakan waktu dengan seenaknya, sampai melupakan pekerjaan rumah yang ditugaskan dari sekolah.
Penulis ingin menyarankan, Boleh saja Fb-an, main game online! tetapi jangan sampai waktu kita terforsir, sehingga melupakan kewajiban kita, melupakan pekerjaan kita sebagai seorang pelajar, yaitu belajar. Ingat! Kita dididik oleh orangtua, guru dan pendidik lainnya, tidak hanya sebatas teori, tetapi juga aplikasi (praktik). Dari mulai orangtua, guru, dan lainnya, mengajarkan kita untuk selalu menghargai tugasnya. Tugas kita sekarang adalah seorang pelajar, maka kita harus belajar, memperluas ilmu pengetahuan, mencari wawasan, trobosan, dan kegiatan baru. Itu baru seorang pelajar berdedikasi. Tetapi apa kenyataannya? Banyak remaja sekarang tidak menyadarinya. Tidak ada rasa kasihan kepada diri sendiri. Sehingga pandangannya jadi buram, tak terarah. Remaja sekarang, hanya sedikit yang sadar. Dan malah berbuat hal negatif. Terkhusus pada pemakaian internet sebagai simbol revolusioner pengetahuan.

Seandainya saja mereka memakai internet demi hal positif, akan luas sekali pandangan mereka mengenai segala hal, paling tidak akan ketinggalan ilmu. Internet sudah saatnya dijadikan lumbung ilmu pengetahuan, bukan lumbung kemaksiatan. Lumbung kemaksiatan yang selama ini menjadi anekdot bahkan pe-nisbahan terhadap internet, mesti kita hapuskan. Internet harus menjadi sasaran bacaan remaja, bukan sasaran permainan atau sekedar hiburan remaja. Internet harus jadi rancangan pembangunan karakteristik remaja dari mulai masa labil hingga stabilnya.
Remaja yang labil cenderung menginginkan kesenangan semata. Dan ini menjadi penghalang perkembangannya ke arah stabilitas. Remaja butuh suplemen yang dipandang hiburan, dan sesuai dengan kesenangan remaja, mengandung pendidikan yang membuatnya bertanggung jawab dalam segala hal. Ini yang perlu kita cari jangka waktu ini. Remaja jangan sampai terjerat lebih jauh ke dalam hal mudharat terutama pada internet. Kelabilan seorang remaja janganlah menjadi penghalang untuk berdedikasi dalam prestasi, kreasi, dan inovasi. Sebab sebenarnya remaja dapat mengatasinya, kalau mau berkecimpung, serius dalam mencapai hasil prestisius, kreatif dan inovatif.
Namun ada saja remaja menganggap sudah tak ada lagi jalan. Pemikiran labil, usaha tak pernah berhasil, tujuan tak pernah tercapai, lantas seenaknya saja mengklaim kegagalan sudah di depan mata, tinggal menunggu perihnya. Akhirnya timbul bayangan-bayangan dari nafsu menggiurkan. Mereka kemudian melakukan hal yang dilarang dan indisipliner. Sejak awal, sebagian dari remaja selalu dipandang buruk oleh khalayak ramai. Tidak hanya masalah dunia luar, dalam dunia maya pun remaja sebagiannya dipandang terbalik dari nilai positif, oleh karena penggunaan internet yang tidak semestinya. Padahal internet bukanlah sembarang sarana.   
Internet, penulis impikan sebagai satu jejaring yang dapat mengubah watak masyarakat dunia, khususnya Indonesia. Dunia ini menjadi penuh terang-benderang keilmuan. Andai saja seperti itu, maka tak ayal masyarakat akan selalu berpikir bagaimana ia bermodal sekarang, pertanggung jawaban hari kemarin, dan rancangan hari esok. Remaja harus jadi penyongsong Negara masa depan, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, dengan ketiganya, maka buatlah Negara maju. Internet? Jadikan tolak ukur keberhasilan.
Mencari pengalaman lewat internet, mencari informasi keilmuan lewat internet. Bahkan jadikan mesin pencari uang cepat, singkat, dan padat. Tentunya bukan dalam hal perjudian, ataupun dengan bermain game tanpa aturan dan seenaknya. Tetapi dengan mengirimkan lomba, mengirimkan makalah, menjual domain dan lain sebagainya. Jangan hanya Fb-an (Facebook-an) terus, sampai mukanya biru seperti Fb (Facebook). Main game sampai otaknya penuh dengan karakter game, bukan pelajaran.
Internet sepantasnya menjadi simbol revolusioner ilmu pengetahuan. Oleh karenanya agar pernyataan ini sesuai dengan keterangan beberapa tahun terakhir ini, maka penulis mengharapkan perubahan kita sebagai remaja ke arah stabilitas positif. Ilmu pengetahuan lebih diutamakan ketimbang jejaring liar tak menentu adanya dan hasilnya. Wa allahu alamu bis showab.

0 komentar:

Posting Komentar