Review Buku “Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam; dalam Perspektif
Historis dan Ideologis”
Diawali dengan kata pengantar oleh penulis sendiri yaitu Drs. H.
Mustafa kamal Pasha, B.Ed dan Drs. H. Ahmad Adaby Darban, SU, dimana berintikan
tentang adanya buku ini merupakan aspek pengembangan serta pendalaman dari buku
“Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam” yang disusun untuk tingkat SLTA, dan
diterbitkan berturut-turut sejak tahun 1971. Selain itu juga ditambahkan pula
adanya buku ini karena merupakan hasil nyantri dan berguru penulis terhadap
guru-gurunya.
Berlanjut ke Bagian pertama sekaligus sebagai bab awal dari buku
ini, menjelaskan tentang Muhammadiyah dallam perspektif historis, diawali
dengan periode kemajuan dunia islam, yang bisa kita lihat pada masa khulafur
rasyidin, dinasti umaiyah, dinasti abbasiyah, dinasti umaiyah andalusia
spanyol, dinasti fatimiyah, sampai diakhiri dengan periode kemunduran dunia
islam, dengan adanya krisis-krisis dalam bidang politik pemerintahan, yang
ditandai dengan adanya perang salib, krisis dalam bidang keagamaan yang
ditandai dengan adanya kejumudan dalam pemikiran islam dan pernyataan
tertutupnya pintu ijtihad. Kemudian juga ditambah lagi dengan adanya krisis
pendidikan dan ilmu pengetahuan yang ditandai dengan diporak-porandakannya
pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti perpustakaan dan lembaga-lembaga
pendidikan oleh musuh-musuh islam pada waktu itu.
Bab awal bagian pertama buku ini juga menjelaskan, kebangkitan
kembali dunia islam denga fase-fase kebangkitannya, yang dimunculkan oleh
ulama-ulama yang dianggap pewaris nabi diantaranya Taqiyuddin Ibnu Taimiyah, Muhammad
bin Abdul Wahab, Sayyid Jamaluddin Al-Afghani, Syekh Muhammad Abduh, Rasyid Ridla, Syaikh
Hasan Al-Bana, Syah Waliyullah, Sir Sayed Ahmad Khan, Sayed Ameer Ali, Dr.
Muhammad Iqbal, serta Sayed Abul A’la Al-Maududi.
Kemudian Bab kedua bagian pertama buku ini menjelaskan tentang
gerakan reformasi dan modernisasi di Indonesia. Dimana diawali fase gerakan
islam pembaharuan oleh Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang, kemudian
gerakan pembaharuan islam di Indonesia pada abad 20 yang sudah terbagi dan
termanifestasi dalam pembagian tugas perjuangan lewat berbagai lingkup yang
dalam hal ini terfokus mendasar yakni pada lingkup politik dan sosial
kemasyarakatan.
Bab ketiga dari buku ini mengenai fokus utama gerakan Muhammadiyah
dari pandangan historis. Dimulai dari tokoh pendirinya, sejarah berdirinya,
arti Muhammadiyah secara etimologis dan terminologis dalam segi sejarahnya,
latar belakang berdirinya berdasar faktor subjektif dan faktor objektif.
Kemudian lambang Muhammadiyah juga dijelaskan dalam buku ini, yang berarti buku
runtut dan mendalam dalam membahas Muhammadiyah sebagai gerakan islam ditinjau
dalam segi sejarah.
Ada hal-hal penting terkait latar belakang berdirinya Muhammadiyah,
dan kiranya ini menjadi penting pula untuk disampaikan dalam review ini :
1. Semakin meningkatnya Gerakan Kristenisasi di tengah-tengah
masyarakat Indonesia
2. Penetrasi Bangsa-bangsa Eropa, terutama Bangsa Belanda ke
Indonesia
3. Pengaruh dari Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam
Dalam bab ini juga dijelaskan mengenai maksud dan tujuan
Muhammadiyah ditinjau dari sejarah perumusannya. Periode pertama, Muhammadiyah
memiliki tujuan yakni, menyebarkan pengajaran kanjeng Nabi Muhammad SAW kepada
penduduk bumi putra, di dalam residensi Yogyakarta, dan memajukan hal agama
islam kepada anggota-anggotanya. Kedua, memajukan dan menggembirakan pengajaran
dan pelajaran agama islam di Hindia Belanda, serta memajukan dan menggembirakan
hidup sepanjang kemauan agama islam kepada sekutu-sekutunya.
Kemudian ketiga yakni, hendak menyiarkan agama islam, serta
melatihkan hidup yang selaras dengan tuntunannya. Serta hendak melakukan
pekerjaan kebaikan umum. Dan hendak memajukan pengetahuan dan kepandaian serta
budi pekerti yang baik kepada anggota-anggotanya. Keempat, menegakkan dan
menjunjung tinggi agama islam sehingga dapat mewujudkan masyarakat islam yang
sebenar-benarnya. Dan yang kelima, menegakkan dan menjunjung agama islam
sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Keenam, menegakkan dan
menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud masyarakat islam utama, adil,
dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Dan terakhir ketujuh, adalah menegakkan dan
menjunjung tinggi agama islam, sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan
makmur yang diridhoi Allah SWT. kemudian dijelaskan penjelasan artian dan makna
maksud dan tujuan dari Muhammadiyah.
Amal usaha Muhammadiyah juga dijelaskan di dalam bab ini, yang
terbagi dalam bidang keagamaan, bidang pendidikan, bidang kemasyarakatan, dan
politik kenegaraan. Perkembangan Muhammadiyah secara garis besar juga
dijelaskan di dalam bab ini, dimana Muhammadiyah berkembang secara vertikal ke
seluruh penjuru tanah air dengan berdirinya wilayah-wilayah di tiap propinsi,
daerah-daerah di tiap kabupaten/kotamadya, cabang-cabang dan ranting-ranting,
serta jumlah anggota yang bertebaran dimana-mana. Kemudian, juga perkembangan
secara horizontal, dimana berupa perkembangan dan perluasan amal usaha
Muhammadiyah, yang meliputi berbagai bidang kehidupan, ditambah dengan majlis
dan lembaga serta organisasi otonom yang berada di bawah naungan Muhammadiyah.
Periodesasi kepemimpinan Muhammadiyah juga dijelaskan dari periode
KH. Ahmad Dahlan, KH. Ibrahim, KH. Hisyam, KH. Mas Mansur, Ki Bagus Hadikusumo,
A.R Sutan Mansyur, H.M Yunus Anis, KH. Ahmad Badawi, KH. Faqih Usman, H.A.R.
Fakhrudin, KH. Abdul Razak Fakhruddin, KH. A. Azhar Basyir, MA, Prof. Dr. Amien
Rais, Prof. Dr. Syafii Maarif.
Berlanjut ke bab empat, menjelaskan tentang tiga Identitas
Muhammadiyah, yakni sebagai gerakan islam, sebagai gerakan dakwah islam amar
makruf nahi munkar, serta sebagai gerakan tajdid.
Di bagian kedua dari buku ini, mengarahkan pembaca untuk melihat
Muhammadiyah dalam perspektif ideologis. Dimulai dari bab awal tentang
mukadimah anggaran dasar Muhammadiyah, berintikan bahwa perumusan dari
mukadimah ini baru berhasil dirmusukan pada periode Ki Bagus Hadikusumo
(1942-1953). Yang juga berarti baru dapat terlaksana setelah melewati periode
KHA. Dahlan, KH. Ibrahim, KHA. Hisyam, dan KH. Mas Masyur.
Kemudian penjelasan dari bab ini, berlanjut kepada sejarah
perumusan mukadimah anggaran dasar Muhammadiyah, yang kemudian dilatar
belakangi oleh beberapa faktor : yakni, pertama, belum adanya rumusan formal
tentang dasar dan cita-cita perjuangan Muhammadiyah. Kedua, kehidupan rohani
keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun, akibat terlalu berat mengejar
kehidupan duniawi. Ketiga, makin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari
luar, yang langsung atau tidak langsung berhadapan dengan paham dan keyakinan hidup
Muhammadiyah. Keempat, dorongan disusunnya pembukaan undang-undang dasar RI
tahun 1945.
Kemudian dari sini, dijelaskan juga hakikat dan fungsi mukadimah
anggaran dasar Muhammadiyah. Hakikatnya merupakan suatu kesimpulan dari
perintah dan ajaran Al-Qur’an dan As-sunnah tentang pengabdian manusia kepad
Allah SWT, amal dan perjuangan bagi setiap muslim yang sadar akan kedudukannya
selaku hamba dan khalifah di muka bumi. Sedangkan fungsinya merupakan jiwa,
nafas dan semangat pengabdian dan perjuangan ke dalam tubuh dan segala gerak
organisasinya, yang harus dijadikan asas dan pusat tujuan perjuangan
Muhammadiyah.
Pada bab ini juga dijelaskan secara panjang matan: mukadimah
anggaran dasar Muhammadiyah berisikan a. Surat al-Fatihah, b. Pernyataan diri
atau ikrar: radli tu billahi robban, c. Diktum matan/materi “mukadimah
anggaran dasar Muhammadiyah”. Diktum matan/teks materi mukadimah anggaran dasar
Muhammadiyah terdiri dari : Pokok pikiran 1 yakni hidup manusia haru berdasar
tauhid yaitu mengesakan Allah; bertuhan, beribadah serta patuh hanya kepada
Allah. Pokok pikiran II yakni hidup manusia bermasyarakat. Pokok pikiran III
adalah hanya ajaran islam satu-satunya ajaran hidup yang dapat dijadikan sendi
pembentuk pribadi utama dan mengatur ketertiban hidup bersama (bermasyarakat)
menuju kehidupan bahagia sejahtera yang hakiki dunia akhirat. Pokok pikiran IV
adalah berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam untuk mewujudkan
masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT adalah wajib, sebagai
ibadah kepada Allah, dan berbuat islah dan ihsan kepada sesama manusia. Pokok
pikiran V adalah perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam
hanyalah akan berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba’) perjuangan
para nabi terutama perjuangan Nabi Muhammad Saw. Pokok pikiran VI ialah
perjuangan mewujudkan pokok-pokok pikiran seperti diatas hanya dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan akan berhasil bila dengan cara
berorganisasi. Pokok pikiran VII ialah seluruh perjuangan diarahkan kepada
tercapainya tujuan Muhammadiyah, yaitu terwujudnya masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridhoi Allah.
Berlanjut ke bab II, menjelaskan tentang matan dan penjelasan
kepribadian Muhammadiyah. Diawali latar belakang perumusan kepribadian
Muhammadiyah, yang tidak le[as dari keterkaitannya dengan kondisi dan situasi
negara pada sekitar tahun 1962, dimana Indonesia tengah memasuki zaman baru
yaitu zaman demokrasi terpimpin, yang lebih dikenal dengan sebutan zaman
nasakom. Nasakom adalah bentuk penyatuan gagasan (nasionalis, islam dan
komunis) yang dilayangkan oleh bung karno untuk membangun konsepsi negara.
Namun pada kenyataan gagasan ini tidak dapat terrealisasikan, mengingat komunis
pada saat itu gencar, dominan, serta berambisi besar ingin menguasai pemerintahan
negara seutuhnya dengan menghalalkan segala cara, bahkan cara kotor sekalipun.
Segala macam bentuk yang mereka anggap halangan, mereka singkirkan, termasuk
pada saat itu Muhammadiyah menjadi sasaran untuk disingkirkan. Maka, singkatnya
secara ideologis Muhammadiyah kemudian membuat pernyataan diri dalam bentuk
matan kepribadian Muhammadiyah, yang berfungsi sebagai landasan, pedoman, dan
pegangan bagi gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat utama,
adil dan makmur yang diridhoi Allah.
Pertama pernyataan matan kepribadian Muhammadiyah ini dimulai dari
pertanyaan “apakah Muhammadiyah itu?“ Muhammadiyah adalah persyarikatan yang
merupakan gerakan islam, yang maksud geraknya ialah dakwah islam amar makruf
nahi munkar yang ditujukan pada dua bidang; perseorangan dan masyarakat.
Kemudian pernyataannya dilanjutkan dengan dasar amal usaha
Muhammadiyah yang bersimpul atas prinsip-prinsip mukadimah anggaran dasar.,
kemudian pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah ialah berpegang teguh
pada ajaran Allah dan rasulnya, bergerak membangun di segenap bidang dan
lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhoi Allah.
Kemudian sifat-sifat Muhammadiyah, yakni beramal dan berjuang untuk perdamaian
dan kesejahteraan, memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah, lapang
dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran islam, bersifat keagamaan dan
kemasyarakatan, mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar
dan falsafah negara yang syah, amar makruf nahi munkar dalam segala lapangan
serta menjadi contoh tauladan yang baik, aktif dalam perkembangan masyarakat
dengan maksud islah dan pembangunan sesuai dengan ajaran islam, kerjasama
dengan golongan islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama
islam serta membela kepentingannya, membantu pemerintah serta bekerjasama
dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai
masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Allah, bersifat adil serta
korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.
Kemudian berlanjut di bab III tentang penjelasan keyakinan dan
cita-cita hidup Muhammadiyah, dengan mempertimbangkan isi kandunga surat
an-nahl ayat 16, demi keselamatan persyarikatan dengan seluruh amal usahanya,
maka dirumuskanlah matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah, yakni
Muhammadiyah sebagai gerakan berasas islam, Muhammadiyah berkeyakinan bahwa
islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada rasulnya, Muhammadiyah dalam
mengamalkan islam berdasar Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, Muhammadiyah bekerja
untuk terlaksananya ajaran-ajaran islam yang meliputi aqidah, akhlaq, ibadah
dan muammalah, dan Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang
telah mendapat karunia Allah, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu
negara yang adil, makmur dan diridhoi Allah, baldatun thayyibatun wa rabbun
ghafur.
0 komentar:
Posting Komentar