Rabu, 17 Mei 2017

0 Review Buku “Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam; dalam Perspektif Historis dan Ideologis”


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!


Review Buku “Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam; dalam Perspektif Historis dan Ideologis”


Diawali dengan kata pengantar oleh penulis sendiri yaitu Drs. H. Mustafa kamal Pasha, B.Ed dan Drs. H. Ahmad Adaby Darban, SU, dimana berintikan tentang adanya buku ini merupakan aspek pengembangan serta pendalaman dari buku “Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam” yang disusun untuk tingkat SLTA, dan diterbitkan berturut-turut sejak tahun 1971. Selain itu juga ditambahkan pula adanya buku ini karena merupakan hasil nyantri dan berguru penulis terhadap guru-gurunya.
Berlanjut ke Bagian pertama sekaligus sebagai bab awal dari buku ini, menjelaskan tentang Muhammadiyah dallam perspektif historis, diawali dengan periode kemajuan dunia islam, yang bisa kita lihat pada masa khulafur rasyidin, dinasti umaiyah, dinasti abbasiyah, dinasti umaiyah andalusia spanyol, dinasti fatimiyah, sampai diakhiri dengan periode kemunduran dunia islam, dengan adanya krisis-krisis dalam bidang politik pemerintahan, yang ditandai dengan adanya perang salib, krisis dalam bidang keagamaan yang ditandai dengan adanya kejumudan dalam pemikiran islam dan pernyataan tertutupnya pintu ijtihad. Kemudian juga ditambah lagi dengan adanya krisis pendidikan dan ilmu pengetahuan yang ditandai dengan diporak-porandakannya pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti perpustakaan dan lembaga-lembaga pendidikan oleh musuh-musuh islam pada waktu itu.
Bab awal bagian pertama buku ini juga menjelaskan, kebangkitan kembali dunia islam denga fase-fase kebangkitannya, yang dimunculkan oleh ulama-ulama yang dianggap pewaris nabi diantaranya Taqiyuddin Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdul Wahab, Sayyid Jamaluddin Al-Afghani,  Syekh Muhammad Abduh, Rasyid Ridla, Syaikh Hasan Al-Bana, Syah Waliyullah, Sir Sayed Ahmad Khan, Sayed Ameer Ali, Dr. Muhammad Iqbal, serta Sayed Abul A’la Al-Maududi.
Kemudian Bab kedua bagian pertama buku ini menjelaskan tentang gerakan reformasi dan modernisasi di Indonesia. Dimana diawali fase gerakan islam pembaharuan oleh Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang, kemudian gerakan pembaharuan islam di Indonesia pada abad 20 yang sudah terbagi dan termanifestasi dalam pembagian tugas perjuangan lewat berbagai lingkup yang dalam hal ini terfokus mendasar yakni pada lingkup politik dan sosial kemasyarakatan.

Bab ketiga dari buku ini mengenai fokus utama gerakan Muhammadiyah dari pandangan historis. Dimulai dari tokoh pendirinya, sejarah berdirinya, arti Muhammadiyah secara etimologis dan terminologis dalam segi sejarahnya, latar belakang berdirinya berdasar faktor subjektif dan faktor objektif. Kemudian lambang Muhammadiyah juga dijelaskan dalam buku ini, yang berarti buku runtut dan mendalam dalam membahas Muhammadiyah sebagai gerakan islam ditinjau dalam segi sejarah.
Ada hal-hal penting terkait latar belakang berdirinya Muhammadiyah, dan kiranya ini menjadi penting pula untuk disampaikan dalam review ini  :
1. Semakin meningkatnya Gerakan Kristenisasi di tengah-tengah masyarakat Indonesia
2. Penetrasi Bangsa-bangsa Eropa, terutama Bangsa Belanda ke Indonesia
3. Pengaruh dari Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam
Dalam bab ini juga dijelaskan mengenai maksud dan tujuan Muhammadiyah ditinjau dari sejarah perumusannya. Periode pertama, Muhammadiyah memiliki tujuan yakni, menyebarkan pengajaran kanjeng Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumi putra, di dalam residensi Yogyakarta, dan memajukan hal agama islam kepada anggota-anggotanya. Kedua, memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama islam di Hindia Belanda, serta memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan agama islam kepada sekutu-sekutunya.
Kemudian ketiga yakni, hendak menyiarkan agama islam, serta melatihkan hidup yang selaras dengan tuntunannya. Serta hendak melakukan pekerjaan kebaikan umum. Dan hendak memajukan pengetahuan dan kepandaian serta budi pekerti yang baik kepada anggota-anggotanya. Keempat, menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga dapat mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Dan yang kelima, menegakkan dan menjunjung agama islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Keenam,  menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud masyarakat islam utama, adil, dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Dan terakhir ketujuh, adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam, sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhoi Allah SWT. kemudian dijelaskan penjelasan artian dan makna maksud dan tujuan dari Muhammadiyah.
Amal usaha Muhammadiyah juga dijelaskan di dalam bab ini, yang terbagi dalam bidang keagamaan, bidang pendidikan, bidang kemasyarakatan, dan politik kenegaraan. Perkembangan Muhammadiyah secara garis besar juga dijelaskan di dalam bab ini, dimana Muhammadiyah berkembang secara vertikal ke seluruh penjuru tanah air dengan berdirinya wilayah-wilayah di tiap propinsi, daerah-daerah di tiap kabupaten/kotamadya, cabang-cabang dan ranting-ranting, serta jumlah anggota yang bertebaran dimana-mana. Kemudian, juga perkembangan secara horizontal, dimana berupa perkembangan dan perluasan amal usaha Muhammadiyah, yang meliputi berbagai bidang kehidupan, ditambah dengan majlis dan lembaga serta organisasi otonom yang berada di bawah naungan Muhammadiyah.
Periodesasi kepemimpinan Muhammadiyah juga dijelaskan dari periode KH. Ahmad Dahlan, KH. Ibrahim, KH. Hisyam, KH. Mas Mansur, Ki Bagus Hadikusumo, A.R Sutan Mansyur, H.M Yunus Anis, KH. Ahmad Badawi, KH. Faqih Usman, H.A.R. Fakhrudin, KH. Abdul Razak Fakhruddin, KH. A. Azhar Basyir, MA, Prof. Dr. Amien Rais, Prof. Dr. Syafii Maarif.
Berlanjut ke bab empat, menjelaskan tentang tiga Identitas Muhammadiyah, yakni sebagai gerakan islam, sebagai gerakan dakwah islam amar makruf nahi munkar, serta sebagai gerakan tajdid.


Di bagian kedua dari buku ini, mengarahkan pembaca untuk melihat Muhammadiyah dalam perspektif ideologis. Dimulai dari bab awal tentang mukadimah anggaran dasar Muhammadiyah, berintikan bahwa perumusan dari mukadimah ini baru berhasil dirmusukan pada periode Ki Bagus Hadikusumo (1942-1953). Yang juga berarti baru dapat terlaksana setelah melewati periode KHA. Dahlan, KH. Ibrahim, KHA. Hisyam, dan KH. Mas Masyur.
Kemudian penjelasan dari bab ini, berlanjut kepada sejarah perumusan mukadimah anggaran dasar Muhammadiyah, yang kemudian dilatar belakangi oleh beberapa faktor : yakni, pertama, belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita perjuangan Muhammadiyah. Kedua, kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun, akibat terlalu berat mengejar kehidupan duniawi. Ketiga, makin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar, yang langsung atau tidak langsung berhadapan dengan paham dan keyakinan hidup Muhammadiyah. Keempat, dorongan disusunnya pembukaan undang-undang dasar RI tahun 1945.
Kemudian dari sini, dijelaskan juga hakikat dan fungsi mukadimah anggaran dasar Muhammadiyah. Hakikatnya merupakan suatu kesimpulan dari perintah dan ajaran Al-Qur’an dan As-sunnah tentang pengabdian manusia kepad Allah SWT, amal dan perjuangan bagi setiap muslim yang sadar akan kedudukannya selaku hamba dan khalifah di muka bumi. Sedangkan fungsinya merupakan jiwa, nafas dan semangat pengabdian dan perjuangan ke dalam tubuh dan segala gerak organisasinya, yang harus dijadikan asas dan pusat tujuan perjuangan Muhammadiyah.
Pada bab ini juga dijelaskan secara panjang matan: mukadimah anggaran dasar Muhammadiyah berisikan a. Surat al-Fatihah, b. Pernyataan diri atau ikrar: radli tu billahi robban, c. Diktum matan/materi “mukadimah anggaran dasar Muhammadiyah”. Diktum matan/teks materi mukadimah anggaran dasar Muhammadiyah terdiri dari : Pokok pikiran 1 yakni hidup manusia haru berdasar tauhid yaitu mengesakan Allah; bertuhan, beribadah serta patuh hanya kepada Allah. Pokok pikiran II yakni hidup manusia bermasyarakat. Pokok pikiran III adalah hanya ajaran islam satu-satunya ajaran hidup yang dapat dijadikan sendi pembentuk pribadi utama dan mengatur ketertiban hidup bersama (bermasyarakat) menuju kehidupan bahagia sejahtera yang hakiki dunia akhirat. Pokok pikiran IV adalah berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam untuk mewujudkan masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah, dan berbuat islah dan ihsan kepada sesama manusia. Pokok pikiran V adalah perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam hanyalah akan berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba’) perjuangan para nabi terutama perjuangan Nabi Muhammad Saw. Pokok pikiran VI ialah perjuangan mewujudkan pokok-pokok pikiran seperti diatas hanya dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan akan berhasil bila dengan cara berorganisasi. Pokok pikiran VII ialah seluruh perjuangan diarahkan kepada tercapainya tujuan Muhammadiyah, yaitu terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah.
Berlanjut ke bab II, menjelaskan tentang matan dan penjelasan kepribadian Muhammadiyah. Diawali latar belakang perumusan kepribadian Muhammadiyah, yang tidak le[as dari keterkaitannya dengan kondisi dan situasi negara pada sekitar tahun 1962, dimana Indonesia tengah memasuki zaman baru yaitu zaman demokrasi terpimpin, yang lebih dikenal dengan sebutan zaman nasakom. Nasakom adalah bentuk penyatuan gagasan (nasionalis, islam dan komunis) yang dilayangkan oleh bung karno untuk membangun konsepsi negara. Namun pada kenyataan gagasan ini tidak dapat terrealisasikan, mengingat komunis pada saat itu gencar, dominan, serta berambisi besar ingin menguasai pemerintahan negara seutuhnya dengan menghalalkan segala cara, bahkan cara kotor sekalipun. Segala macam bentuk yang mereka anggap halangan, mereka singkirkan, termasuk pada saat itu Muhammadiyah menjadi sasaran untuk disingkirkan. Maka, singkatnya secara ideologis Muhammadiyah kemudian membuat pernyataan diri dalam bentuk matan kepribadian Muhammadiyah, yang berfungsi sebagai landasan, pedoman, dan pegangan bagi gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah.
Pertama pernyataan matan kepribadian Muhammadiyah ini dimulai dari pertanyaan “apakah Muhammadiyah itu?“ Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan islam, yang maksud geraknya ialah dakwah islam amar makruf nahi munkar yang ditujukan pada dua bidang; perseorangan dan masyarakat.
Kemudian pernyataannya dilanjutkan dengan dasar amal usaha Muhammadiyah yang bersimpul atas prinsip-prinsip mukadimah anggaran dasar., kemudian pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah ialah berpegang teguh pada ajaran Allah dan rasulnya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhoi Allah. Kemudian sifat-sifat Muhammadiyah, yakni beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan, memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah, lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran islam, bersifat keagamaan dan kemasyarakatan, mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang syah, amar makruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh tauladan yang baik, aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan sesuai dengan ajaran islam, kerjasama dengan golongan islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama islam serta membela kepentingannya, membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Allah, bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.
Kemudian berlanjut di bab III tentang penjelasan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah, dengan mempertimbangkan isi kandunga surat an-nahl ayat 16, demi keselamatan persyarikatan dengan seluruh amal usahanya, maka dirumuskanlah matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah, yakni Muhammadiyah sebagai gerakan berasas islam, Muhammadiyah berkeyakinan bahwa islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada rasulnya, Muhammadiyah dalam mengamalkan islam berdasar Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran islam yang meliputi aqidah, akhlaq, ibadah dan muammalah, dan Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil, makmur dan diridhoi Allah, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.    
   
  


0 komentar:

Posting Komentar