Senin, 18 Maret 2013

0 Kelemahan Manusia; Antara 2S, 1T dan 2M


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

Kelemahan Manusia; Antara 2S, 1T dan 2M

Rahasia yang ada pada diri manusia, merupakan satu contoh keberlangsungan adanya titik-titik kesempurnaan yang dimiliki Allah SWT. Bayangkan itu hanyalah sebuah titik yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Manusia diberikan panca indera yang tidak dimiliki makhluk lainnya, membuktikan manusia sebagai satu-satunya makhluk paling utama diantara makhluk lainnya. Manusia punya kemampuan yang tidak banyak dimiliki makhluk ciptaan lainnya. Manusia mampu mengkombinasikan serta mengimbangi secara keseluruhan kelebihan-kelebihan yang dimiliki makhluk hidup lain. Tumbuhan mampu menghasilkan aneka ragam kategori dan klasifikasi spesiesnya dengan baik, walaupun dengan ancaman kepunahan, khususnya spesies langka. Maka manusia juga mampu mengimbanginya, yakni menyeimbangkan jenisnya dengan baik tanpa ada rasa khawatir akan kepunahan. Karena manusia mempunyai perkembangbiakan yang relatif lebih gencar ketimbang tumbuhan, maka otomatis manusia memiliki persentase keturunan yang lebih efektif kebanding tumbuhan, walaupun dari segi kuantitas manusia masih kalah jumlah dengan tumbuhan.
Begitu juga dengan hewan, hewan juga mempunyai kelebihan yang menakjubkan seperti selalu berkompetisi, apalagi kalau sudah dikaitkan dengan hukum rimba alias hukum yang keterkaitannya dengan peraturan kehewanan dan kebinatangan, dimana yang kuat-lah yang dapat bertahan hidup, dan yang lemah tidak akan mampu bertahan hidup, saling berburu dan diburu, saling memakan dan dimakan, saling menghalalkan segala cara. Lain halnya dengan manusia, konsep hukum rimba ini justru diimbangi oleh manusia sebagai salah satu kompetisi untuk memperoleh hasil yang terbaik dalam hal sportivitas, bukan dalam hal menghalalkan segala cara.

Jumat, 15 Maret 2013

0 Man Saroo Ala Darbi Wa Sola; Barangsiapa yang Berjalan di Jalannya, Maka Sampailah Ia


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

Man Saroo Ala Darbi Wa Sola; Barangsiapa yang Berjalan di Jalannya, Maka Sampailah Ia

Hidup ini penuh dengan lika-liku yang beragam. Terkadang mengharukan, membahagiakan, menyedihkan, mengheningkan, dan lain sebagainya. Ada dua keadaan dimana baik dan buruk menjadi hiasan dalamnya. Sudah menjadi langganan jika hidup itu dipenuhi dengan kenikmatan, dan sudah semestinya jika hidup diiringi dengan musibah. Tantangan, cobaan hidup, derita, semuanya seperti rerumputan yang menghiasi tanah. Kita memang ditakdirkan untuk melewati hal-hal semacam itu, dengan alasan agar kualitas hidup kita teruji, mumpuni dan mampu menghadapi, apapun yang dihadapi.
Kita tentunya pernah mendengar pepatah ini, man saroo ala darbi wa sola; barangsiapa yang berjalan di jalannya, niscaya dia akan sampai. Erat kaitannya dengan kehidupan ini, kita hidup seperti seorang musafir yang sedang mencapai suatu tujuan. Tujuan kita terpaku pada satu saja, tentunya terkandung dalamnya keistimewaan, kesempurnaan, kenikmatan yang tiada tara (tak tertandingi). Dari awal kita sudah menentukan tujuan kita, untuk memperjelas apa yang mesti kita capai.