Respect; Sebuah
Nama Penghormatan
Ini
inisiatif dari sahabat saya, Faqihusilmi. Ya, dia meminta agar saya
mengisi dalam rubrik awal Buletin Respect ini yang baru dibuat. Saya isi saja
dengan keinginan awal saya terhadap Buletin ini dan saat pembentukan Buletin
ini. Singkat cerita seperti ini, awalnya keinginan ini, sudah muncul semenjak
saya kelas enam. Ya, anggap saja ini harapan awal. Harapan saya waktu
itu, seandainya buletin ini benar-benar ada, saya akan menamakannya dengan BT
(Buletin Tsanawiyah). Nama ini saya dapat dengan asal dan cuma-cuma memang.
Tapi sepertinya enerjik gitu (menurut saya)! Coba kita ibaratkan seperti ini, buletin
ini untuk kalangan BT... kan kayaknya seru kedengarannya. Atau anda BT,
baca buletin BT... kan jadi seru-seru gimana gitu... tapi sudahlah itu
hanya sedikit harapan saya waktu itu. Wong itu pikiran ngawur dan ngarung ngidul juga kok.
Intinya buletin ini sudah saya pikirkan sejak lama. Mau antum percaya atau
tidak percaya, terserah.
Waktu
berjalan, dan saya menginjakkan kaki di level Asatidz, ya saya tidak
lagi di bangku kelas enam. Beberapa hari menjelang Idul Adha, tiba-tiba Mualim
Faqih datang kepada saya, dan ingin berbicara sesuatu. Sesuatu...! kayak Syahrini
saja, pikir saya waktu itu. “Ada apa Muallim Faqih?” tanya saya waktu itu,
“Gini Ustad kami inisiatif ingin membuat Buletin Tsanawiyah...”. Mendengar
demikian, saya langsung merespon secara terkejut, karena memang pada waktu itu,
saya juga teringat kembali tentang harapan saya untuk membuat Buletin
Tsanawiyah. Karena begitu senangnya saya kemudian menceritakan keinginan saya,
yang sejak kelas enam juga ingin mengadakan Buletin Tsanawiyah.
Sahabat
saya, Faqih akhirnya menyarankan untuk berkumpul di lain waktu bersama redaksi
Buletin Tsanawiyah (masih belum ditentukan namanya) dan meminta saya untuk
menyumbang karya untuk Buletin Tsanawiyah ini. Ya, saya terima saja
tawaran tersebut. Hitung-hitung biar saya sering nulis. Kami sepakat dalam
kumpul waktu itu, Buletin Tsanawiyah ini (untuk kalangan anak Tsanawiyah ini)
kami namakan dengan Respect, nama yang cukup bagus saya pikir.
Melihat
bagaimana proses awal pembentukan Buletin Tsanawiyah ini, saya jadi teringat persiapan
kemerdekaan. Dibentuklah pada waktu itu BPUPKI sebagai badan persiapan
kemerdekaan. Kemudian berlanjut dengan Panitia Sembilan dalam merumuskan
pancasila, sampai kemudian PPKI dibentuk sebagai panitia pelaksana kemerdekaan.
Saya tahu pembentukan Buletin Respect ini, tidak serumit proklamasi kemerdekaan
RI, yang didalamnya harus dibentuk BPUPKI, Panitia Sembilan, dan PPKI. Saya
pikir ini adalah sisi yang sama, walapun dengan ragam yang berbeda. Presiden
Soekarno dan kawan-kawan pada waktu itu, pasti begitu sibuk mengeluarkan ide,
gagasan dan buah pikiran lain, hanya untuk menuangkan beberapa kata untuk
dijadikan teks pancasila, proklamasi, dan hal penting lainnya berkenaan dengan
kemerdekaan RI. Dan tentunya kawan-kawan Buletin Respect juga sibuk bukan
kepalang saat membuatnya, apalagi ini adalah buletin perdana.
Begitu
halnya dengan pembuatan tulisan ini, saya jujur sangat susah sekali
mengeluarkan kata-kata ini. Saya sudah berhari-hari menulis tulisan ini, sampai
saya ditegur beberapa kali oleh sahabat saya, Muallim Faqihusilmi, Muallim
Falatansa selaku Penanggung Jawab buletin ini. Yah, sekarang saya hampir
menyelesaikannya. Sebelum beranjak, saya ingin berpesan sedikit, bahwa buletin
ini semata-mata bukan untuk pamer, bahwa ini loh buletin anak
tsanawiyah. Tetapi semata-mata ingin menunjukkan eksistensi yang selama ini hilang
beberapa tahun ini, tradisi buletin! Yang merupakan tombak tulis-menulis dan
jurnalistik di pondok kita tercinta ini. Buletin Respect ini adalah bentuk
penghormatan kami terhadap buletin lainnya yang ada di pondok ini, lantaran
kami tahu buletin ini masih jauh dari kualitas buletin-buletin yang ada, selain
juga karena kami masih baru dan perdana. Kami berharap buletin yang lain, ikut
terbangun menciptakan dan mempertahankan peradaban tulis-menulis dari masa ke
masa, agar tidak membawa kita pada masa kebodohan. Wa allahu alamu...
0 komentar:
Posting Komentar