Membudidayakan
Literasi, Membangun Persepsi
Salah satu tombak kemajuan suatu
peradaban adalah terdapatnya tradisi ilmiah (keilmuan) dan intelektual. Tradisi
inilah yang melahirkan tonggak-tonggak peradaban, yang tidak lepas dari
tulis-menulis, tidak lepas dari baca-membaca, dan selalu menghasilkan segala
kesepakatan dengan proses musyawarah, diskusi ilmiah, dan kajian pemufakatan. Sehingga
dapat berjalan dan bertahan.
Tentu kita ingat puncak kejayaan
umat islam disaat Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah. Ilmu pengetahuan begitu maju,
berkembang dan menyebar pesat sampai ke seantero dunia. Cabang-cabang ilmu
pengetahuan, seperti kedokteran, astronomi, ekonomi, matematika, filsafat,
sains, ekologi, sastra, dan lain sebagainya, semuanya menjadi icon ulama-ulama
yang hidup pada saat itu, bahkan ada banyak ulama pada saat itu yang menguasai
lebih dari satu cabang ilmu pengetahuan.
Hal-hal semacam itu membuktikan
bahwa keilmuan pada saat itu merupakan corak keunggulan, pentradisian dan
pembudidayaan. Sehingga pada masa itu, islam memperoleh masa keemasan dan
kejayaan. Menilik hal tersebut, dengan mengaca-bandingkan dan menginginkan
kembali adanya pentradisian keilmuan, Pusdilam dengan segala bentuk dan
rangkaian kegiatannya, berkemauan membangun geliat tradisi serta budaya
tersebut, yang sudah lama mengalami penurunan secara signifikan. Kegiatan yang
diusung, diantaranya adalah pengiriman kontingen dalam rangka partisipasi LKTI
(Lomba Karya Tulis Ilmiah).
Kegiatan ini dilatar belakangi
keinginan untuk bersaing bersama sekolah-sekolah luar dengan kategori unggulan
bahkan favorit, yang mempunyai geliat kemampuan tulis-menulis, khususnya dalam
riset dan jurnalistik. Didasari oleh perkembangan santri dalam dunia
tulis-menulis, kami berusaha untuk menjadi mediasasi guna mencanangkan
stabilitas jurnalistik yang kini semakin mengarah pada dinamisasi positif.
Banyak dari santri yang tergabung dalam buletin-buletin shofnya
masing-masing, menunjukkan kredibilitas
pada almamaternya serta masyarakat, bahwa mereka mampu membuat inovasi,
kreativitas, serta trobosan yang ujungnya dapat berguna dan bermanfaaat demi
meningkatkan mutu pendidikan di tanah air ini.
Kita tahu bahkan menyaksikan
situasi pendidikan di tanah air ini, yang makin hari ke hari menelan begitu
banyak pil pahit. Kurikulum pendidikan yang belum menemukan sasaran yang tepat,
banyak para pendidik yang kredibilitasnya tidak meyakinkan dan memuaskan, dan
permasalahan metodologi pembelajaran yang kebanyakan monoton, yang kesannya
tidak memperhatikan kebutuhan anak didiknya. Dengan mengembangkan SDM lewat
penelitian, riset dan jurnalistik, dapatlah disaring, dianalisa, dikaji, dam
diambil kesimpulan, dimanakah letak permasalahan yang menjadi dialektika
promblematik yang dimaksud. Inilah yang namanya mempermudah dan mengurangi
isu-isu pendidikan dengan reputasi buruk.
Sebagaimana yang dilansir, LKTI
yang diusung ini bertemakan “Menuju Madura Sejahtera melalui Pendidikan yang
Berkualitas”, dari tema yang digagaskan saja sudah jelas berarti pendidikan
adalah satu momentum penting demi pemberdayaan SDM berkualitas. Tidak ada kata
remeh dalam pendidikan! Sampai kesejahteraan tampak ke permukaan.
Pemberdayaan SDM merupakan kunci
regenerasi penting, mengarah pada idealisme. Dengan kata lain, jika
pemberdayaan SDM tidak dilakukan secara menentu, konsisten, dan maksimal, malah
akan berdampak pada kesenjangan pemikiran, kekurangan inovasi, dan kreativitas
yang tak mumpuni. Kesemuanya adalah suatu yang tak diinginkan oleh kita bukan!
Karena kita tidak suka dengan sesuatu yang setengah-setengah. LKTI ini
dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Maret 2013. Berlangsung dengan hikmat dan
lancar, walaupun ada beberapa kendala yang dihadapi selama pelaksanaan. Namun
demikian patut kita syukuri karena kontingen Al-Amien Prenduan pulang tidak
dengan tangan hampa, dengan menggondol juara pertama mengungguli
sekolah-sekolah pastisipan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar