Pondok Pesantren Sebagai
Ujung Tombak Perekonomian Sosial
Siapa yang tidak senang jika masyarakatnya sejahtera. Tentu semuanya
menginginkan betul, melihat suasana hidup yang aman dan tentram, merasakan
betapa nikmatnya kehidupan yang kita lakoni. Satu yang perlu dicatat bahwa
dalam dilematisasi zaman seperti sekarang ini, dengan
kategori neo-globalisasi, perekonomian
telah menjadi bidang kemaslahatan yang menebar buih-buih pembangunan dalam
begitu banyak dinamika kemasyarakatan. Pembangunan tidak lepas dari
perekonomian, dinamika kemasyarakatan telah dipenuhi dekonstruksi pemerataan tingkatan sosial
serta strata sosial. Dibutuhkan eksistensi untuk menjalin kinerja yang solid
dan konsis sampai masa mendatang.
Pondok pesantren adalah salah satu pergerakan yang menanamkan
nilai-nilai dasar yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits, dengan kata lain
pergerakan ini bukanlah satu pergerakan yang dibentuk begitu saja secara
lumrah, ada tujuan tertentu mengapa terdapat pembentukannya. Proses
pembelajaran yang diberlakukan juga mengacu pada Al-Quran dan As-sunnah
(Hadits), sehingga dapat berkesinambungan dengan arus zaman. Kita lihat saja
tatanan kehidupan pondok pesantren sebagai satu contoh sampel tingkat serta
strata kehidupan yang baik dalam berdinamika.
Dalam bidang ekonomi, pondok pesantren merupakan gerakan spiritual amal
yang bersosialisasi langsung dengan masyarakat. Namun sejauh yang kita ketahui,
pondok pesantren bukanlah pergerakan ekonomi yang faknya adalah mengentaskan
kemiskinan yang kini semakin meraja lela saja. Hanya saja, pesantren adalah satu
pengembang perekonomian dalam pembangunan negara.
Banyak Pengembangan di bidang ekonomi, pada umumnya pondok pesantren
berkecimpung dalam berbagai jenis usaha ekonomi di sektor pertanian
(agrobisnis), telekomunikasi, koperasi, bahkan manajemen pemasaran tradisional.
Hal ini dapat dipahami mengingat sebagian besar atau 78,5% dari 14.067 pondok
pesantren berkedudukan di daerah pedesaan. Dengan kegiatan pengembangan ini
pondok pesantren meraih minimal tiga manfaat sekaligus, yaitu pertama, mendidik dan
membekali para santri dengan pengetahuan, keterampilan, dan jiwa kewirausahaan,
kedua,
mendidik masyarakat sekitar pondok pesantren tentang cara-cara dan teknis yang
lebih maju dalam menjalankan usaha seperti pertanian (agrobisnis) yang pantas
diberlakukan di pedesaan, dan sekaligus memperkenalkan berbagai komoditas baru
yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih baik, serta ketiga, meningkatkan dan menambah
sumber-sumber pendapatan bagi pondok pesantren dan masyarakat. Dari sini
apabila terjalin hubungan kerja yang harmonis, tak ayal usaha akan lancar
karena semua elemen perekonomian bergerak, menguntungkan semua yang
berkecimpung dalam sinergi perekonomian tersebut, dan satu lagi, yakni dapat menciptakan
lapangan pekerjaan baru.
Jika hal pertama dari manfaat dalam pengembangan ekonomi pesantren berjalan
dengan baik, maka tak ayal lagi para santri yang dididik dan dibekali dengan
keterampilan, pengetahuan, dan jiwa berwirausaha tersebut memiliki kesempatan,
peluang, dan potensi besar dalam mengukir kesuksesan, terutama dalam bidang
perekonomian. Kemudian jika hal kedua ikut beriringan dengan baik pula, maka
masyarakat akan merasakan betul peran serta pesantren dalam membangun
perekonomian negeri dari mulai tingkat yang paling bawah, dan masyarakat juga
akan menyadari potensi besar yang terkandung di daerah pedesaan yang tak kalah
penting. Kedua manfaat yangdisebutkan tadi, bila berjalan dengan baik dan
lancar, maka akan merembet dan menjalar pula dengan hal ketiga, dimana tidak
hanya pondok pesantren yang mendapatkan keuntungan berupa sumber-sumber
pendapatan dari ladang usaha potensial, tetapi masyarakat juga turut
mendapatkan pendapatan dan penghasilan karena menggunakan metode yang
dikembangkan pondok pesantren dalam membuat usaha dan memajukan usahanya.
Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan adalah satu lembaga pergerakan
pendidikan yang memiliki usaha sendiri. Ada banyak unit usaha yang dimiliki,
yang kesemuanya menjadi daya dan usaha menghasilkan produksi berkualitas bagi
masyarakat, dimana salah satu penggarapan sektor ekonomi terbaru yang dikelola
dan dikembangkan adalah memproduksi air mineral dan air murni bermerk “LANA”,
berlokasi di Al-Amien II (barat) utara jalan berdampingan dengan percetakan
Al-Amien. Kebutuhan air yang sangat signifikan bagi santri membuat inisiatif
untuk memproduksi air mineral dan air murni bermerk milik pribadi, sehingga
santri dapat menikmati produk airnya sendiri, yang lebih murah, higienis, dan
aman untuk diminum. Sebagai yang dikutip bahwa air “LANA” ini diproduksi
melalui 3 tahapan: reverse (proses
penyaringan air dari sumber), rarefaction(proses
penjernihan air setelah dari tandon), dan purifying (pemurnian air setelah proses penjernihan) sehingga
dari ketiga tahapan tersebut, air kemasan dan bermerk “LANA” ini, insyaallah aman dan baik dikonsumsi.
Maka dengan melihat pesatnya pengembangan yang ada, mudah-mudahan dapat menjadi
manfaat bagi masyarakat, dan dapat memperdayakan kebutuhan ke arah lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar