Senin, 22 Juli 2013

0 Katakan “Bisa” dalam Menulis


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!

Katakan “Bisa” dalam Menulis

Jangan pernah mengatakan “Tidak Bisa” dalam menulis. Kalaupun kita tidak bisa menuliskan apa yang ada di dalam isi kepala kita dengan bahasa yang tidak bagus dalam tatanan bahasa atau kurang baku misalnya, tidak perlu khawatir. Kita bisa menggunakan bahasa apa saja (yang dimengerti) untuk memperdaya isi kepala kita, untuk dijadikan sebuah tulisan. Seorang penulis seperti Raditya Dika bisa dijadikan contoh dalam hal ini. Kita lihat bahasa yang dia pakai dalam menulis, dia menulis dengan bahasa yang tidak baku, dan kesannya acak-acakan. Raditya Dika, adalah seorang penulis yang bergenre humor dan lawak. Ide-ide bodohnya bahkan bisa dikeluarkan begitu saja tanpa ada rasa risih, ia tuangkan semuanya secara blak-blakan.
Bayangkan seandainya pola pikir kita terhadap menulis seperti itu, tak ayal kita akan langsung saja menulis tanpa pikir panjang. Otak kanan kita begitu mudah berlaku tanpa ada penghalang, dalam hal ini biasanya yang menghalangi adalah otak kiri. Menulis tanpa pikir-pikir panjang, dan langsung saja menuangkannya itu lebih baik daripada bingung dengan setumpuk pertanyaan dan pernyataan, saya tidak bisa menulis, mau nulis apa ya? Biasanya orang menulis dengan ide cemerlang, ide cemerlang apa ya yang harus saya tuangkan dalam tulisan? Ah, ini tidak bagus untuk ditulis, lebih baik saya menulis ini, ah, ini juga tidak bagus lebih baik saya menulis itu saja. Ujungnya ia tidak jadi menulis hanya karena pertanyaan dan penyataan yang terlalu banyak memforsir itu.
Anda berkata tidak bisa, bukan berarti tidak bisa. Itu hanya ungkapan mulut anda saja, menghindari kesulitan baru, itu alasan anda saja untuk membuang-buang (mengulur-ngulur) waktu sehingga anda tidak jadi menulis, apalagi yang mengatakan tidak bisa sama sekali. Ya, anda menganggap menulis sebagai kesulitan baru. Padahal menulis itu sangat mudah, tinggal dituangkan saja apa adanya ibarat menuangkan secangkir kopi hangat. Semua orang tahu kalau kopi itu pahit, namun orang tidak berpikir kalau kopi itu tidak boleh diminum (dilarang diminum), orang juga tidak berpikir kalau kopi itu menjengkelkan karena rasa pahitnya, dan orang juga tidak berpikir kalau kopi itu menjijikan (membuat muntah) juga karena rasa pahitnya. Mereka hanya berpikir kopi ini dapat dinikmati, dan kalaupun pahit kopi ini bisa diberi gula supaya manis.
Sama halnya dengan menulis, tinggal dituangkan saja. Jangan repot-repot berpikir tidak bisa menulis, tulisan jelek apa tidak, tulisannya nanti dibaca atau tidak, tulisannya membuat orang jengkel atau tidak. Sudah buang semua pikiran itu. Asalkan tulisan kita untuk kebaikan dan menjadi manfaat, tuangkan saja apa adanya. Karena tidak ada kamusnya larangan untuk menulis, tidak ada yang menganggap menulis itu membuat jengkel orang, dan tidak ada yang mengatakan kalau menulis itu menjijikan layaknya kotoran. Jadi, kita sepakat kalau menulis itu tidak menjadi penghalang bagi siapapun, terutama bagi orang yang berkata,”Saya tidak bisa menulis...”. Mulai sekarang, setelah anda membaca tulisan ini, katakan pada diri anda kalai saya “Bisa” menulis.   

0 komentar:

Posting Komentar