Inilah Cheap of Write...
Kali ini saya akan menjelaskan keutamaan dari menulis. Menulis seperti
yang saya simpulkan pertama kalinya di dalam artikel sebelumnya tentang menulis
(Camkan Menulis itu Sukses!) adalah penumpahan ide dan gagasan,
baik berupa curahan hati, karangan, atau sebuah kumpulan catatan mendasar. Kesimpulan ini adalah mendasar dalam
tulis-menulis. Jika digabungkan artian yang saya maksudkan dari menulis secara
kalkulasi (keseluruhan) adalah kegiatan penumpahan ide dan gagasan, baik berupa
curahan hati, karangan, atau sebuah kumpulan catatan mendasar dengan media
dualisasi membaca dan membuat kerangka berupa tulisan, dengan didukung oleh
rujukan baik yang bersifat alamiah maupun yang bersifat ilmiah.
Dari sini dapat kita garis bawahi kata alamiah
dan kata ilmiah. Keduanya adalah kata yang berkesinambungan dan punya
keterkaitan yang cukup signifikan. Adapun yang dimaksudkan dengan alamiah disini
merupakan pengambilan sisi alam yang masih mentah (belum jadi) berupa
peristiwa, momentum, dan fenomena sebagai jalannya tulisan, sedangkan ilmiah
merupakan pengambilan sisi keilmuan yang sudah jadi berupa pustaka, buku bacaan,
dan dokumentasi. Dari paragraf ini, saya ingin meluruskan kembali definisi yang
saya ajukan disini, bahwa siapapun tidak ada halangan untuk menulis. Adapun
mengapa saya memberikan definisi ini, agar kita semua tahu bahwa segala sesuatu
bisa dikarang di dalam kertas ini, bahkan tentang menulis sekalipun. Kita baca
dari definisi yang saya ajukan, itu adalah definisi yang saya buat sendiri,
tentunya dengan keinginan untuk menumpahkan segala isi hati saya. Saya ingin
mengingatkan kembali, bahwa menulis itu mudah sekali. Tidak ada kesulitan yang
berarti dalam menulis, karena kita hanya tinggal menuangkan isi hati kita
tentang hal tersebut, hal yang ingin kita sampaikan dalam kertas kosong. Dan
itulah kesimpulan kita, kesimpulan pamungkas.
Sejauh yang saya terangkan ini tidak ada masalah
bukan! Mengenai kesulitan dalam menulis. Hanya tinggal membuat kesimpulan kita
saja di dalam kertas kosong, menjadikan apa yang ada di kepala itu dijadikan
sebuah bentuk, sehingga kita bahkan orang lain yang membacanya tahu akan
keberadaannya. Inilah yang kemudian saya sebut sebagai cheap of write,
kemurahan menulis. Mengapa saya memilih kata “cheap” yang artinya adalah
“murah”, padahal kali ini saya sedang menjelaskan tentang kemudahan? Karena
dari murahlah segala sesuatunya menjadi mudah. Jika kita murah hati, otomatis
kita akan mudah disayangi oleh siapa saja. Jika kita mudah senyum, otomatis
kita akan mudah bergaul dengan siapa saja. Jika ada barang murah, otomatis akan
banyak yang mudah membeli barang tersebut. Intinya dimana ada hal murah, maka akan
ada mudah. Kemurahan menyebabkan kemudahan bagi siapa saja.
Kemurahan yang saya maksudkan disini adalah mau
membuat tulisan dengan ketulusan hati yang paling dalam. Artinya kita mau menulis
bukan karena hal-hal yang tidak perlu dijadikan peng-karena-an, semisal kita menulis
untuk memamerkannya pada orang lain, menulis karena ingin mendapatkan imbalan
semata, menulis agar orang lain tahu kalau hanya kita yang bisa menulis.
Hal-hal demikian tidak baik untuk dilanjutkan, dan kalaupun dilanjutkan, bukan
malah menghasilkan tulisan yang mudah dicerna oleh pembaca, tetapi susah
dipahami oleh pembaca. Bukan susah dipahami karena tulisan tersebut demikian
bagus, mengandung nilai kesusastraan dan segi ilmiah yang tinggi, melainkan
karena tulisan tersebut adalah tulisan egoistik, yang mau menang sendiri.
Dari sini saya akan membuat sedikit perbedaan,
dengan pembahasaan “Berpikir Murah = Tulisan Mahal VS Berpikiran Mahal =
Tulisan Murah”. Kenapa berpikir murah menghasilkan tulisan yang mahal? Karena
ketulusan, lumrah, kemurahan menghasilkan penghayatan pada setiap kata yang
dituangkan, sehingga ia (kata tersebut) dapat membangun kalimat yang utuh dan
menyegerakan untuk memberikan suguhan mendalam. Kalimat utuh merupakan kalimat
lepas yang begitu saja dikeluarkan, sehingga membentuk kalimat asli dan datang
dari hati tanpa dikurangi dan dilebihkan. Sedangkan suguhan mendalam merupakan
hasil dari berpikir yang murah (dikeluarkan secara lumrah) oleh sebab ketulusan
kita dalam menulis tanpa menginginkan hal lain selain dapat bermanfaat dan
berguna.
Beda halnya dengan berpikir mahal. Berpikir mahal
hanya akan membuat segala sesuatu menjadi sulit dibayangkan, bahkan direalisasikan.
Mohon maaf kalau agak ngelantur sedikit, sekarang ini BBM naik, bahan
pangan serba mahal dan merambah ke yang lain. Pasti banyak orang berpikir kalau
kenaikan ini sedikit-banyak menyulitkan hidup. Membayangkannya saja sudah
sulit, apalagi melakukan. Orang yang berpikir mahal terlebih dahulu, tidak akan
dapat menyelesaikan permasalahannya, kecuali dia mau memulainya (mulai untuk
menyelesaikan kesulitan), mengapa demikian? Karena ia tidak mau memulai, ia
tidak mau berusaha, ia tidak mau bekerja, ia tidak mau beranjak, ia tidak mau
kotor, ia tidak mau kecebur, ia tidak mau mencoba, ia tidak siap untuk
malu, ia demikian ketakutan dalam melangkah dengan ego yang tinggi. Berbeda
dengan orang yang berpikir murah, pasti mau berusaha, mau bekerja, mau
melakukan, mau memulai, ia siap untuk malu, ia mau mencoba, ia siap untuk kecebur,
ia siap untuk kotor, ia demikian murah, lumrah, dan tulus saja dengan
keberaniannya, demi terselesaikannya masalah apapun, masalah sendiri, masalah
keluarga, masalah masyarakat, masalah organisasi, masalah negara, masalah
bersama. Manfaat dan gunanya pun terlihat jelas, karena tidak hanya kepentingan
sendiri.
Kesulitan adalah hal yang selamanya orang-orang
ingin hindari, dilewati, namun demikian mau tidak mau harus dihadapi jika
datang. Bagi orang yang berpikir murah, hal ini tentu saja harus sesegera
mungkin diatasi, tetapi bagi orang yang berpikir mahal, hal ini tentu saja menyulitkan,
karena mengeluarkan tenaga saja tidak mau, hanya berpikir terus bagaimana
menyelesaikan masalah tanpa keringat, kapan terselesaikannya masalah tersebut?
Tidak ada masalah yang terselesaikan tanpa
keringat. Mendapatkan harga paling murah di tengah kenaikan BBM (bagi pembeli)
pasti dengan keringat, memberikan harga semurah mungkin di tengah kenaikan BBM
agar pembeli mudah (bagi penjual) tentu membutuhkan keringat, seorang kepala
rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan keluarganya (bagi seorang ayah) butuh
keringat, seorang pimpinan organisasi dalam memenuhi kebutuhan anggota (bagi
manajemen organisasi) pasti membutuhkan keringat, bahkan seorang kepala negara sekalipun
yang kelihatannya bersantai-santai saja (bagi presiden) ternyata
pontang-panting, kesana-kemari, butuh keringat dalam memikirkan kepentingan
rakyat dan memberikan solusi/jalan keluar demi mensejahterakan rakyat.
Begitu juga untuk menghasilkan hasil terbaik dari
menulis, pasti dengan keringat. Apa keringat yang berarti disini? Adalah murah.
Murah akan menjadi jalan kemudahan. Murah saja dalam menulis, akan lancar pena
kita. Murah saja dalam menuangkan kata, akan jadi kalimat mutiara. Belum
percaya? Anda baca tulisan ini, karena tulisan ini dihasilkan dari keringat
yang bernama “murah”. Murah berpikir, maka jadi tulisan mahal. Itulah keutamaan
menulis, jika kita memang berniat betul untuk menulis. Penasaran? Mari kita
praktekkan bersama Cheap of Write...
0 komentar:
Posting Komentar