Senin, 12 Agustus 2013

0 Inilah Cheap of Write


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!


 Inilah Cheap of Write...


 Kali ini saya akan menjelaskan keutamaan dari menulis. Menulis seperti yang saya simpulkan pertama kalinya di dalam artikel sebelumnya tentang menulis (Camkan Menulis itu Sukses!) adalah penumpahan ide dan gagasan, baik berupa curahan hati, karangan, atau sebuah kumpulan catatan mendasar. Kesimpulan ini adalah mendasar dalam tulis-menulis. Jika digabungkan artian yang saya maksudkan dari menulis secara kalkulasi (keseluruhan) adalah kegiatan penumpahan ide dan gagasan, baik berupa curahan hati, karangan, atau sebuah kumpulan catatan mendasar dengan media dualisasi membaca dan membuat kerangka berupa tulisan, dengan didukung oleh rujukan baik yang bersifat alamiah maupun yang bersifat ilmiah.
Dari sini dapat kita garis bawahi kata alamiah dan kata ilmiah. Keduanya adalah kata yang berkesinambungan dan punya keterkaitan yang cukup signifikan. Adapun yang dimaksudkan dengan alamiah disini merupakan pengambilan sisi alam yang masih mentah (belum jadi) berupa peristiwa, momentum, dan fenomena sebagai jalannya tulisan, sedangkan ilmiah merupakan pengambilan sisi keilmuan yang sudah jadi berupa pustaka, buku bacaan, dan dokumentasi. Dari paragraf ini, saya ingin meluruskan kembali definisi yang saya ajukan disini, bahwa siapapun tidak ada halangan untuk menulis. Adapun mengapa saya memberikan definisi ini, agar kita semua tahu bahwa segala sesuatu bisa dikarang di dalam kertas ini, bahkan tentang menulis sekalipun. Kita baca dari definisi yang saya ajukan, itu adalah definisi yang saya buat sendiri, tentunya dengan keinginan untuk menumpahkan segala isi hati saya. Saya ingin mengingatkan kembali, bahwa menulis itu mudah sekali. Tidak ada kesulitan yang berarti dalam menulis, karena kita hanya tinggal menuangkan isi hati kita tentang hal tersebut, hal yang ingin kita sampaikan dalam kertas kosong. Dan itulah kesimpulan kita, kesimpulan pamungkas.   
Sejauh yang saya terangkan ini tidak ada masalah bukan! Mengenai kesulitan dalam menulis. Hanya tinggal membuat kesimpulan kita saja di dalam kertas kosong, menjadikan apa yang ada di kepala itu dijadikan sebuah bentuk, sehingga kita bahkan orang lain yang membacanya tahu akan keberadaannya. Inilah yang kemudian saya sebut sebagai cheap of write, kemurahan menulis. Mengapa saya memilih kata “cheap” yang artinya adalah “murah”, padahal kali ini saya sedang menjelaskan tentang kemudahan? Karena dari murahlah segala sesuatunya menjadi mudah. Jika kita murah hati, otomatis kita akan mudah disayangi oleh siapa saja. Jika kita mudah senyum, otomatis kita akan mudah bergaul dengan siapa saja. Jika ada barang murah, otomatis akan banyak yang mudah membeli barang tersebut. Intinya dimana ada hal murah, maka akan ada mudah. Kemurahan menyebabkan kemudahan bagi siapa saja.
Kemurahan yang saya maksudkan disini adalah mau membuat tulisan dengan ketulusan hati yang paling dalam. Artinya kita mau menulis bukan karena hal-hal yang tidak perlu dijadikan peng-karena-an, semisal kita menulis untuk memamerkannya pada orang lain, menulis karena ingin mendapatkan imbalan semata, menulis agar orang lain tahu kalau hanya kita yang bisa menulis. Hal-hal demikian tidak baik untuk dilanjutkan, dan kalaupun dilanjutkan, bukan malah menghasilkan tulisan yang mudah dicerna oleh pembaca, tetapi susah dipahami oleh pembaca. Bukan susah dipahami karena tulisan tersebut demikian bagus, mengandung nilai kesusastraan dan segi ilmiah yang tinggi, melainkan karena tulisan tersebut adalah tulisan egoistik, yang mau menang sendiri.
Dari sini saya akan membuat sedikit perbedaan, dengan pembahasaan “Berpikir Murah = Tulisan Mahal VS Berpikiran Mahal = Tulisan Murah”. Kenapa berpikir murah menghasilkan tulisan yang mahal? Karena ketulusan, lumrah, kemurahan menghasilkan penghayatan pada setiap kata yang dituangkan, sehingga ia (kata tersebut) dapat membangun kalimat yang utuh dan menyegerakan untuk memberikan suguhan mendalam. Kalimat utuh merupakan kalimat lepas yang begitu saja dikeluarkan, sehingga membentuk kalimat asli dan datang dari hati tanpa dikurangi dan dilebihkan. Sedangkan suguhan mendalam merupakan hasil dari berpikir yang murah (dikeluarkan secara lumrah) oleh sebab ketulusan kita dalam menulis tanpa menginginkan hal lain selain dapat bermanfaat dan berguna.

Beda halnya dengan berpikir mahal. Berpikir mahal hanya akan membuat segala sesuatu menjadi sulit dibayangkan, bahkan direalisasikan. Mohon maaf kalau agak ngelantur sedikit, sekarang ini BBM naik, bahan pangan serba mahal dan merambah ke yang lain. Pasti banyak orang berpikir kalau kenaikan ini sedikit-banyak menyulitkan hidup. Membayangkannya saja sudah sulit, apalagi melakukan. Orang yang berpikir mahal terlebih dahulu, tidak akan dapat menyelesaikan permasalahannya, kecuali dia mau memulainya (mulai untuk menyelesaikan kesulitan), mengapa demikian? Karena ia tidak mau memulai, ia tidak mau berusaha, ia tidak mau bekerja, ia tidak mau beranjak, ia tidak mau kotor, ia tidak mau kecebur, ia tidak mau mencoba, ia tidak siap untuk malu, ia demikian ketakutan dalam melangkah dengan ego yang tinggi. Berbeda dengan orang yang berpikir murah, pasti mau berusaha, mau bekerja, mau melakukan, mau memulai, ia siap untuk malu, ia mau mencoba, ia siap untuk kecebur, ia siap untuk kotor, ia demikian murah, lumrah, dan tulus saja dengan keberaniannya, demi terselesaikannya masalah apapun, masalah sendiri, masalah keluarga, masalah masyarakat, masalah organisasi, masalah negara, masalah bersama. Manfaat dan gunanya pun terlihat jelas, karena tidak hanya kepentingan sendiri.
Kesulitan adalah hal yang selamanya orang-orang ingin hindari, dilewati, namun demikian mau tidak mau harus dihadapi jika datang. Bagi orang yang berpikir murah, hal ini tentu saja harus sesegera mungkin diatasi, tetapi bagi orang yang berpikir mahal, hal ini tentu saja menyulitkan, karena mengeluarkan tenaga saja tidak mau, hanya berpikir terus bagaimana menyelesaikan masalah tanpa keringat, kapan terselesaikannya masalah tersebut?
Tidak ada masalah yang terselesaikan tanpa keringat. Mendapatkan harga paling murah di tengah kenaikan BBM (bagi pembeli) pasti dengan keringat, memberikan harga semurah mungkin di tengah kenaikan BBM agar pembeli mudah (bagi penjual) tentu membutuhkan keringat, seorang kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan keluarganya (bagi seorang ayah) butuh keringat, seorang pimpinan organisasi dalam memenuhi kebutuhan anggota (bagi manajemen organisasi) pasti membutuhkan keringat, bahkan seorang kepala negara sekalipun yang kelihatannya bersantai-santai saja (bagi presiden) ternyata pontang-panting, kesana-kemari, butuh keringat dalam memikirkan kepentingan rakyat dan memberikan solusi/jalan keluar demi mensejahterakan rakyat.
Begitu juga untuk menghasilkan hasil terbaik dari menulis, pasti dengan keringat. Apa keringat yang berarti disini? Adalah murah. Murah akan menjadi jalan kemudahan. Murah saja dalam menulis, akan lancar pena kita. Murah saja dalam menuangkan kata, akan jadi kalimat mutiara. Belum percaya? Anda baca tulisan ini, karena tulisan ini dihasilkan dari keringat yang bernama “murah”. Murah berpikir, maka jadi tulisan mahal. Itulah keutamaan menulis, jika kita memang berniat betul untuk menulis. Penasaran? Mari kita praktekkan bersama Cheap of Write...          

0 komentar:

Posting Komentar