Motivasi
Menulis; Mengawali Dengan Biasa Dan Senang
Tulisan,
penulis dan menulis! mereka adalah satu hal yang membuat saya
senang. Mereka mengagumkan bukan? Mereka dapat memengaruhi orang saat dibaca
(baik tulisannya, penulisnya, dan cara menulisnya). Banyak orang yang senang
pada mereka, karena kontribusi mereka. Sebuah tulisan dapat mempengaruhi
banyak orang dengan gaya bahasanya, sihir katanya, dan banyak lagi, itu berkat
jasa sang penulis yang memulai untuk menulis. Jadi, kata kunci
kita kali ini adalah senang. Kesenangan, menyenangkan, dan lain sebagainya.
Ketika kita tengah mengalami kesenangan, rasanya seperti hal tersebut menjadi
satu hal yang tidak ingin ditinggalkan. Saat senang kita tidak akan berpikir
dua kali untuk melakukannya, mana ada orang yang senang berpikir dua kali untuk
melakukan hal yang disenanginya itu, kecuali ada dua kesenangan atau lebih yang
mesti dipilih salah satunya, hal itu otomatis harus ditentukan salah satunya,
sehingga melewatkan kesenangan yang lainnya. Senang adalah satu kata ampuh
dalam mengerjakan suatu hal. Dia dapat menjalar masuk menggerakkan panca indera
dan hampir seluruh organ tubuh.
Darimana
datangnya senang? Senang muncul saat kita mulai terbiasa melakukan hal yang
dianggap memiliki daya tarik tersendiri kebanding hal lain di kemudian hari. Senang
juga dapat muncul secara langsung, karenanya dia dapat datang begitu saja, jika
daya tarik objek (hal) yang dilihat dirasa memiliki nilai yang sangat, luar
biasa, dan belum pernah ditemukan sebelumnya. Saya berikan contoh kecil tentang
senang yang datang karena keterbiasaan, yaitu ketika orang mulai senang
membaca. Orang yang senang membaca, awalnya mungkin tidak langsung senang
membaca begitu saja. Mereka mengawali bacaannya dari sebuah catatan-catatan
kecil seperti di catatan harian di facebook, di blog, di website, dan lain
sebagainya. Pada saat terbiasa membaca catatan-catatan itulah, orang memulai
kesenangannya terus-menerus, bahkan sampai tak puas jika hanya membaca berupa
catatan-catatan saja, melainkan bentuk lainnya seperti artikel, essay, cerpen,
puisi yang hanya beberapa lembar, serta berbentuk buku tebal dengan beratus
sampai beribu halaman sekalipun.
Kesenangan
yang datang karena keterbiasaan, biasanya cenderung membuat orang yang
bersangkutan susah keluar dari kebiasaannya tersebut, seperti halnya membaca
tadi, maka ia akan susah sekali jika sehari tanpa membaca. Dari kesenangan
lewat keterbiasaan, kita berlanjut pada kesenangan secara langsung (spontan).
Kesenangan secara langsung terjadi karena objek (hal) yang dituju panca indera
dan organ tubuh menangkap respon, sehingga terjadilah kesenangan untuk terus
dekat. Dekat dalam artian keinginan, bergerak, mengamati, mendengar, dan respon
keingin dekatan lain agar mencapai titik memuaskan. Kesenangan tersebut diawali
keinginan yang sangat, berujung pada reaksi seluruh panca indera dan hampir
seluruh organ tubuh.
Dengan
demikian, reaksi yang terjadi adalah langsung dan terukur kepada objek (hal)
yang dituju, dan menimbulkan tersimpannya memori baru (file baru). Tetapi ada
kemungkinan besar kesenangan secara langsung ini akan terlupakan begitu saja
dengan tingkat yang sangat cepat. Mengingat tidak hanya file tersebut yang
tersimpan di dalam otak manusia, karena banyaknya file yang tersimpan, dan ada
banyak hal yang lebih penting daripada sekedar kesenangan tersebut. Kesenangan
secara langsung ini bisa dikatakan bersifat sementara. Contoh kesenangan
langsung, seperti kesenangan saat melihat penampilan topeng monyet yang
menarik, akan tetapi ketika penampilan topeng monyet berakhir, maka semua
memori tentang topeng monyet tersebut dapat hilang nantinya, karena ada banyak
pekerjaan yang lebih penting daripada sekedar mengingatnya selalu.
Dalam
menulis, kita butuh yang namanya kesenangan. Tetapi kita tidak mesti senang terlebih
dahulu dalam memulai menulis. Ada banyak penulis yang justru memulai pertama
kali menulis, disaat hati gelisah, disaat hari yang dilalui tidak berpihak
padanya alias hari yang tidak baik, disaat melihat fenomena yang naas, disaat
melihat peristiwa tragedi di media, dan hal lainnya yang tak ada
sangkut-pautnya dengan kesenangan. Dari kesekian banyak kondisi itulah, akan
muncul kesenangan dalam menulis. Diawali dengan keadaan hati yang bersilangan
dan berlawanan dengan kesenangan sebagai tahap pembiasaan, tanpa sadar kesenangan
merasuk menjadi obat penawar untuk kemudian menulis, bahkan disaat hati yang
gelisah. Seperti yang saya paparkan di paragraf kedua, kalau keterbiasaan
membuat adanya kesenangan dalam hal apapun termasuk dalam menulis. So, biasakan
menulis sejak dini, agar besar nanti kita terbiasa menulis dan menjadi
kesenangan tersendiri.
Menulis itu
kegiatan ringan paling produktif yang dapat menghasilkan bila perlu, akan
tetapi banyak orang yang justru tidak menghiraukannya. Ya, ketimbang kita
senang sementara lalu kemudian hilang, lebih baik kita membangun kesenangan
dari keterbiasaan, agar terus-menerus senang sampai akhirnya, tidak pernah
sedikitpun ada perasaan mati, seperti BT, GALAU, TIDAK CEMUNGUD,
dan lain sebagainya (sorry pake bahasa gaul sedikit). Dengan menulis,
saya yakin kita semua akan merasa lebih baik, ketimbang memendam rasa-rasa yang
tidak jelas tersebut. So, pesan saya kali ini kepada pembaca yang budiman,
untuk menulislah... yang terpenting adalah menulislah... biasakanlah... dan
jadikan dirinya (menulis) kesenangan bagi kita.
0 komentar:
Posting Komentar