Internet Merupakan Salah Satu Sinyal Mudharat
Di era globalisasi ini,
internet sudah menjadikan dunia diraja lelai digitalisme. Facebook, google,
blogger, merupakan istilah-istilah yang sering kita jumpai dalam internet.
Perpustakaan dahulunya banyak difasilitasi oleh ragam buku dan merupakan jalan
terakhir untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan, kini tak perlu lagi.
Hanya tinggal berhubungan dengan situs internet, sudah terjalin banyak
situs-situs digital mengenai ebook-ebook ilmu filsafat, ilmu social,
ilmu budaya, dan lain sebagainya, yang berhubungan dengan banyak ilmu
pengetahuan.
Ini patut kita syukuri.
Karena biar bagaimana pun, internet adalah satu kebutuhan manusia yang tak bisa
dilepaskan untuk saat ini. Seseorang akan dibilang jadul (zaman dahulu), jika sampai detik ini tidak mengetahui
seluk-beluk dari internet, sedikitpun.
Internet di era globalisasi, telah mengumpamakannya sebagai tuhan pengetahuan
(sumber pengetahuan). Pernyataan ini memang sesuai kenyataan, dan fakta
membuktikannya. Namun apakah berarti internet adalah segalanya di muka bumi
ini? Tidak karena internet juga punya sisi negatif yang dapat menjerumuskan
manusia. Ilmu pengetahuan yang diakses di internet, tidak seimbang dengan situs
porno, video porno dan situs-video maksiat lainnya. Dengan artian, banyaknya
akses situs ilmu pengetahuan berupa pendidikan, bahasa, keilmuan, tidak
sebanyak akses situs maksiat. Jadi internet sekarang, identik dengan kategori
maksiat. Inilah mengapa, internet disebut-sebut sebagai salah satu sinyal mudharat.
Internet seakan-akan
mempunyai sindrum yang membuat orang betah berlama-lama di depannya. Sebut
saja, facebook. Facebook ialah jejaring internet untuk dapat berhubungan dengan
satu sama lainnya. Dengan facebook, kita dapat bertukar informasi,
berkomunikasi jarak jauh, dan terutama mencari teman baru. Bertukar informasi
tentunya hal yang menambah wawasan kita. Berkomunikasi jarak jauh, pasti hal
yang menyenangkan. Mencari teman baru, membuat tali silaturahmi baru dengan
orang lain. Kesemuanya dikategorikan hal yang bermanfaat.
Namun ketiga hal ini
rupanya banyak diselewengkan, terutama oleh banyak remaja kita. Sarana bertukar
informasi yang seharusnya, tidak kita temui dalam aplikasinya. Malahan menjadi
keegoan dan tak bisa dipikir sebagai pengetahuan terhadap orang lain. Kita lihat banyak
sekali, pemberitahuan (facebook) berisi kata-kata yang sebagian besar, banyak tidak dimengerti asal-usulnya, maksud tujuan dan
kepada siapa lebih jelasnya. Sehingga komentar dibawahnya pun asal, sembarangan
dan terkesan hanya ikut-ikutan. Mengapa? Karena tidak mengetahui secara jelas,
pemberitahuan tersebut. Sampai pada pemberitahuan tak senonoh pun campur aduk
di dalamnya, seakan-akan itu adalah coretan pribadinya, coretan yang bisa
diberlakukan seenaknya, lebih-lebih sebagai ajang cemooh orang lain. Sangat
aneh dan tak wajar, pola berpikir remaja sekarang. Di dunia maya, berbincang
masalah percintaan monyet. Di dunia maya, berbincang perjudian jodoh, selalu
hal aneh yang diperbincangkan.
Sarana mencari teman
baru dalam facebook, bukan lagi seperti itu. Sekarang timbul daya lebih untuk
tidak sekedar mencari teman. "mencari jodoh", niatan yang bagus
memang. Tetapi remaja kita malah melebihi batas. Kita justru menjadikannya
sebagai arena mesum mata, mesum perkataan, bahkan berujung pada mesum yang
paling dilarang oleh Allah SWT, yaitu zina. Berawal dari perkenalan biasa, di
pertengahan menjadi kekasih yang katanya tak terpisahkan. Berakhir dengan
penyesalan yang mendalam dari sepasang kekasih malang . Cerita yang tragis, tetapi tak
menyentuh kedalaman hati sama sekali.
Baru menjelaskan
tentang facebook, masalah sudah bermunculan disana-sini. Belum menjelaskan
video porno, situs porno dan maksiat lainnya, facebook sebagai sarana
perkenalan, silaturahmi dan informasi sudah tercoreng dengan banyaknya
deskripsi-deskripsi buruk. Internet memang satu hal yang tak bisa dilepaskan
dari ihwal yang mudharat. Oleh karenanya sebagai pesan kemanusian,
penulis berharap kita sebagai pengkonsumsi internet agar segera menghapus
pikiran-pikiran kotor tersebut, baik sengaja dan datang tidak sengaja, saat
mengakses internet khususnya. Karena kebiasan-kebiasan (pikiran kotor) tersebut
adalah kebiasan orang barat, laknatullah alaihi.
Takaran dan birokrasi kita para remaja, adalah untuk dan
kembali ke agama. Agama kita (islam) sudah jelas melarangnya, melarang hal-hal
negatif yang secara gamblang saya paparkan di paragraf-paragraf sebelumnya.
Sudah se-wajarnya remaja muslim memikirkan hal-hal berupa perkembangan,
kemajuan dan evaluasi, yang berarti pemuda adalah harapan bangsa, negara dan
agama. Maka jadilah remaja muslim berpikiran ke depan. Apakah anda remaja
muslim? Saya rasa anda bisa menjawabnya suatu hari. Wa allahu alamu
bi showab…
0 komentar:
Posting Komentar