Rabu, 20 Februari 2013

0 Internet Merupakan Salah Satu Sinyal Mudharat


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!


Internet Merupakan Salah Satu Sinyal Mudharat

   Di era globalisasi ini, internet sudah menjadikan dunia diraja lelai digitalisme. Facebook, google, blogger, merupakan istilah-istilah yang sering kita jumpai dalam internet. Perpustakaan dahulunya banyak difasilitasi oleh ragam buku dan merupakan jalan terakhir untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan, kini tak perlu lagi. Hanya tinggal berhubungan dengan situs internet, sudah terjalin banyak situs-situs digital mengenai ebook-ebook ilmu filsafat, ilmu social, ilmu budaya, dan lain sebagainya, yang berhubungan dengan banyak ilmu pengetahuan.
   Ini patut kita syukuri. Karena biar bagaimana pun, internet adalah satu kebutuhan manusia yang tak bisa dilepaskan untuk saat ini. Seseorang akan dibilang jadul (zaman dahulu), jika sampai detik ini tidak mengetahui seluk-beluk dari  internet, sedikitpun. Internet di era globalisasi, telah mengumpamakannya sebagai tuhan pengetahuan (sumber pengetahuan). Pernyataan ini memang sesuai kenyataan, dan fakta membuktikannya. Namun apakah berarti internet adalah segalanya di muka bumi ini? Tidak karena internet juga punya sisi negatif yang dapat menjerumuskan manusia. Ilmu pengetahuan yang diakses di internet, tidak seimbang dengan situs porno, video porno dan situs-video maksiat lainnya. Dengan artian, banyaknya akses situs ilmu pengetahuan berupa pendidikan, bahasa, keilmuan, tidak sebanyak akses situs maksiat. Jadi internet sekarang, identik dengan kategori maksiat. Inilah mengapa, internet disebut-sebut sebagai salah satu sinyal mudharat.
    Internet seakan-akan mempunyai sindrum yang membuat orang betah berlama-lama di depannya. Sebut saja, facebook. Facebook ialah jejaring internet untuk dapat berhubungan dengan satu sama lainnya. Dengan facebook, kita dapat bertukar informasi, berkomunikasi jarak jauh, dan terutama mencari teman baru. Bertukar informasi tentunya hal yang menambah wawasan kita. Berkomunikasi jarak jauh, pasti hal yang menyenangkan. Mencari teman baru, membuat tali silaturahmi baru dengan orang lain. Kesemuanya dikategorikan hal yang bermanfaat.
    Namun ketiga hal ini rupanya banyak diselewengkan, terutama oleh banyak remaja kita. Sarana bertukar informasi yang seharusnya, tidak kita temui dalam aplikasinya. Malahan menjadi keegoan dan tak bisa dipikir sebagai pengetahuan terhadap orang lain. Kita lihat banyak sekali, pemberitahuan (facebook) berisi kata-kata yang sebagian besar, banyak tidak dimengerti asal-usulnya, maksud tujuan dan kepada siapa lebih jelasnya. Sehingga komentar dibawahnya pun asal, sembarangan dan terkesan hanya ikut-ikutan. Mengapa? Karena tidak mengetahui secara jelas, pemberitahuan tersebut. Sampai pada pemberitahuan tak senonoh pun campur aduk di dalamnya, seakan-akan itu adalah coretan pribadinya, coretan yang bisa diberlakukan seenaknya, lebih-lebih sebagai ajang cemooh orang lain. Sangat aneh dan tak wajar, pola berpikir remaja sekarang. Di dunia maya, berbincang masalah percintaan monyet. Di dunia maya, berbincang perjudian jodoh, selalu hal aneh yang diperbincangkan.
     Sarana mencari teman baru dalam facebook, bukan lagi seperti itu. Sekarang timbul daya lebih untuk tidak sekedar mencari teman. "mencari jodoh", niatan yang bagus memang. Tetapi remaja kita malah melebihi batas. Kita justru menjadikannya sebagai arena mesum mata, mesum perkataan, bahkan berujung pada mesum yang paling dilarang oleh Allah SWT, yaitu zina. Berawal dari perkenalan biasa, di pertengahan menjadi kekasih yang katanya tak terpisahkan. Berakhir dengan penyesalan yang mendalam dari sepasang kekasih malang. Cerita yang tragis, tetapi tak menyentuh kedalaman hati sama sekali.
   Baru menjelaskan tentang facebook, masalah sudah bermunculan disana-sini. Belum menjelaskan video porno, situs porno dan maksiat lainnya, facebook sebagai sarana perkenalan, silaturahmi dan informasi sudah tercoreng dengan banyaknya deskripsi-deskripsi buruk. Internet memang satu hal yang tak bisa dilepaskan dari ihwal yang mudharat. Oleh karenanya sebagai pesan kemanusian, penulis berharap kita sebagai pengkonsumsi internet agar segera menghapus pikiran-pikiran kotor tersebut, baik sengaja dan datang tidak sengaja, saat mengakses internet khususnya. Karena kebiasan-kebiasan (pikiran kotor) tersebut adalah kebiasan orang barat, laknatullah alaihi.
      Takaran dan birokrasi kita para remaja, adalah untuk dan kembali ke agama. Agama kita (islam) sudah jelas melarangnya, melarang hal-hal negatif yang secara gamblang saya paparkan di paragraf-paragraf sebelumnya. Sudah se-wajarnya remaja muslim memikirkan hal-hal berupa perkembangan, kemajuan dan evaluasi, yang berarti pemuda adalah harapan bangsa, negara dan agama. Maka jadilah remaja muslim berpikiran ke depan. Apakah anda remaja muslim? Saya rasa anda bisa menjawabnya suatu hari. Wa allahu alamu bi showab…

0 komentar:

Posting Komentar