Anda Kerja, Kami Kerja
Semangat kita semua tak sama. Halnya dengan kemampuan kita. Tetapi ini akan jadi hambatan dalam bekerja, kalau seandainya kita hanya selalu berpikir bahwa semangat serta kemampuan kita tak sama. Jangan harap ada keselarasan dalam bekerja. Itu sama halnya dengan ketiadaan kebersamaan. Walaupun jelasnya kita bekerja sama. Hal ini terjadi, dan saya alami. Dalam lingkungan perpustakaan ini, seperti halnya yang saya ungkapkan tadi, terjadi dan amat dekat dengan diri saya. Saya mempunyai dua teman, keduanya mempunyai jabatan yang berbeda. Kendala ini selalu kami rasakan, sejak kami menginjakkan kaki di perpustakaan ini, sebagai pengurus yang seharusnya bertanggung jawab, telaten, ulet, dan berkesan. Selalu ada pekerjaan, entah pekerjaan apa. Membuat kami selalu sibuk sendiri. Ini adalah ketidak sadaran. bekerja rasanya seperti tidak bergairah.
Kebersamaan dalam satu tempat rupanya tak mengundang rasa keselarasan dan keserasian. Dengan demikian kita juga serupa orang yang tinggal bersama dan di sisi lain, serupa pula orang bertolak belakang. Ada ketidak sepahaman, ada rasa ego masing-masing. Rasa kekeliruan… ini sebenarnya tak seharusnya ada dalam lingkup bersama. Karena ini akan menjadi penghalang, buktinya sekarang sudah terjadi. Kami seakan tak pernah bertegur sapa selama berapa tahun lamanya. Padahal kami tinggal dalam satu atap yang diistimewakan. Perpustakaan ini adalah keistimewaan bagi kami. Seakan tak ada pengganggu lain.
Perpustakaan ini serupa tempat berlindung kedua bagi kami. Kami berterima kasih kepada perpustakaan ini. Atas tumpangannya kami bisa punya tempat untuk tidur. Kata seorang, dua orang, tiga orang, kami tidak bekerja, benarkah? Kami berpikir memutar otak, benarkah kami tidak bekerja atau pekerjaan tidak kami gubris, sehingga kami cuek-bebek. Entahlah. Kami bingung sebenarnya, apa yang dilakukan buat perpustakaan ini. Seorang ustad menyuruh kami membuat buletin, dan kami kerjakan sedikit demi sedikit. Setelah selesai, kami puas. Beberapa waktu kemudian, ada seorang anggota dibelakang kami, menertawai buletin yang kami buat. Kami akhirnya linglung. Apa yang salah dari buletin ini, kami tak tahu pastinya. Kami tersinggung dan marah dengan sikap mereka. Namun kami hanya bisa menampakkan (kemarahan) dalam hati. Bagi kami itu adalah sesuatu yang melemahkan kami. Kenapa? Saya dan teman-teman juga tidak tau harus menjawab apa. Kami seakan punya rasa bersalah yang demikian banyak. Dan mungkin memang kesalahan kami sungguh banyak sekali bersalah terhadap pondok tercinta ini. Untuk permasalahan buletin ini, saya merasa ada sesuatu mesti dibenahi. Kata orang itu lay-outnya, kata orang itu rubriknya ditambah, dan komentar-komentar lain.
Anda para pembaca pasti akan bertanya, mengapa saya menuliskan ini. Saya menuliskan kalimat-kalimat ini tak lain, karena banyaknya problema yang dihadapi. Seakan saya adalah sebuah gudang masalah. Mungkin teman-teman saya seperti ini, karena sikap saya. Mungkin mereka menyesal punya teman seperti saya. Bahkan sampai kepada ustad pun, menyesal punya anggota seperti saya. Saya terkadang berpikir, untuk apa saya berdiam diri sejauh ini. Lihatlah! Apa yang saya hasilkan untuk membanggakan pondok ini. Saya tak mengerti dengan gerak-gerik saya. Orang banyak yang bilang, tak mengerti dengan gerak-gerik saya. Saya memang punya kelainan yang tak di mengerti orang lain. Saya jujur saja sekarang, sampai saat ini saya tak mampu mengingat dengan baik apa yang telah saya lewati selama ini. Untungnya ini tidak terjadi pada kejadian penting dalam hidup saya. Saya tak bisa membayangkan seandainya saya tidak bisa mengingat dengan baik kejadian penting tersebut. Saya akan mengernyit, lalu apa yang saya lalui selama ini. Tiada berguna saya mempunyai teman, tiada guna saya mempunyai khayalan, karena saya punya satu kelainan yang dapat menghancurkan seseorang. Lupa… kata ini rupanya dapat menghancurkan seseorang ke dalam satu kefanaan. Ketika seorang lupa terhadap sesuatu, maka akan berkurang pula umur sesorang. Lalu apakah saya sebentar lagi akan mendekati kefanaan, entahlah. Dunia ini selalu ada solusi, saya harus mencarinya untuk tidak mengulang kembali. Lupa bukan saja sebagai penyakit menyakitkan, bisa saja dapat menjerumuskan seseorang. Saya berkata seperti ini karena saya sudah lama merasakannya. Tentunya dengan mengungkapkannya kepada orang lain yang saya percaya. Saya selalu mengadukan kalau seandainya saya mempunyai suatu masalah tanpa bisa menyelesaikannya. Termasuk penyakit lupa ini.
Tetapi teman-teman saya malah seperti ini. Mereka sepertinya tidak menyadari perhatian saya terhadap perpustakaan ini. Termasuk saat saya sedang berusaha mengingat acara apa yang akan saya selenggarakan untuk perpustakaan ini. Mereka membantu, tetapi mereka kurang peka terhadap keadaan perpustakaan ini. Saya terkadang pusing, harus diam atau menegur. Tetapi mereka adalah orang yang berperasaan, saya rasa tak perlu ada teguran untuk mereka. Tetapi lama kelamaan mereka justru tidak menyadarinya. Lambat laun mereka hanya berdiam diri saja. Yah, saya juga sebenarnya suka disuruh-suruh juga sih. Tapi iru semata-mata karena saya melupakan banyak hal. Sedangkan mereka apakah melupakannya banyak hal itu. Saya kira mereka punya keseimbangan ingatan yang bagus dan normal sejauh ini. Mereka melewati hari dengan keterbiasaan. Tanpa ada lupa, kemalasan dalam jabatannya.
Mereka sudah cukup membantu selama ini. Tetapi akan lebih baiknya kalau mereka juga ikut peka. Akankah mereka berubah saat membaca artikel ini, saya hanya tak akan membuktikannya. Cukup saya pendam saja di sini, dalam hati. Saya hanya akan mengingatkan kembali, bahwa bekerja sama itu penting, dengan melibatkan banyak orang, pekerjaan paling tidak tepat waktu untuk diselesaikan. Jadi anda kerja, kami kerja. Benar sekali pernyataan ini. Mudah-mudahan kita bisa bersama selalu, dengan senantiasa mengingat satu bekerjaan, beberapa pekerjaan, dan banyak pekerjaan untuk kebersamaan di setiap bentuknya. Bentuk usaha, keyakinan, dan hasil. Saya juga akan selalu berusaha untuk menjalankan apa yang menjadi tugas saya. Saya akan bekerja dan anda juga. Jadi, kita sepakat, anda kerja, kami pun kerja.
0 komentar:
Posting Komentar