Kamis, 03 Januari 2013

0 Tahun Baru; Euforia Jahiliyah


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Tahun Baru; Euforia Jahiliyah
(Dibalik Islam-Phobia Barat)

Melihat bagaimana tahun baru ini, terdetik begitu banyak pertanyaan tentang bagaimana sebuah penalaran, baik itu mengenai kegoyahan prinsip hidup seorang muslim maupun kategori iman yang semakin lama, semakin terkikis. Di depan banyak khalayak, kita menjadi sanjungan. Umat islam yang katanya memperjuangkan nilai-nilai perjuangan membela kebenaran, amar ma’ruf nahi munkar. Akan selalu membebaskan setiap agama lain, beribadat dengan kepercayaan masing-masing, tanpa mengganggu ajaran agama lainnya. Islam tidak pernah mengajarkan paksaan dalam tiap butir-butir ajarannya. Tak ada masalah, hanya saja penjabaran ini rupanya dijadikan titik balik penyerangan moral dan mental masyarakat indonesia yang mayoritas beragama islam, siapa lagi kalau bukan ketidak senangan (anti islam). Saya tidak berkata orang-orang yang tidak senang terhadap islam, karena percuma mengatakan demikian. Mereka bukan hanya tidak akan menggubris, tetapi juga sampai menentang secara pamrih. Dalam Al-qur’an pun telah dijelaskan,”Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman”.(QS. Al-Baqarah: 6).
Dengan kepamrihan, mereka rengkuh kekuasaan, yang fana, dan bagi kita hanyalah ke-duniawi-an. Mereka tidak tahu kalau sebenarnya hari akhir sedang menunggu ajal umat manusia seluruhnya. Kiamat... ditakuti sudah tidak lagi mempan terhadap banyak orang. Jangankan hari kiamat, matipun yang bisa datang kapan saja, tidak ada dalam benak sedikitpun. Lantaran duniawi menjadi sebuah cita-cita, tujuan hidup terakhir. Padahal ada surga dan nereka, ada akhirat, menanti di ujung sana. Jadi Kebaikanlah! hanya untuk mereka yang menaati perintah dan menjauhi larangannya, mendapat hadiah surga.
Tahun baru dengan hura-hura, dengan sedikit manfaat, banyak mudharat, euforia jahiliyah di tengah masyarakat modern. Lebih baik mana antara merayakan tahun baru masehi dengan berdoa menyambutnya, agar tahun ini lebih baik kebanding tahun kemarin, tentu masyarakat menjawab lebih baik merayakannya (hura-hura).
Terlalu banyak celah bagi kita, untuk terjerumus. Kalaupun bisa terlepas, tak menutup kemungkinan untuk kembali bahkan terjerumus lebih dalam. Kita semua patut berhati-hati. Lalu bagaimana seharusnya kita berhati-hati, seandainya banyak dari kita tak mengetahui arti sebenarnya dibalik kehidupan selama ini. Hidup adalah hari-hari penantian kita, dari mulai merangkak, berjalan, beranjak dewasa, belajar dengan tekun memahami ilmu Allah kemudian mengamalkan di jalan Allah pula, mempersiapkan masa depan, sampai berkeluarga mengasihi istri-suami kita, merawat anak-anak kita, dan selanjutnya berakhir di statiun akhirat, anggaplah seperti itu. Tahun baru bukanlah satu-satunya acara, perlu dirayakan dan dimeriahkan tanpa dilewati. Kita perlu meningkatkan iman, ilmu, dan amal kita terlebih dahulu, sehingga bisa menghadapi segalanya tanpa terburu-buru dan gegabah. Saya yakin kita semua orang yang mudah tergiur. Kalaupun kita berbicara, kita tidak akan tergiur, tetap saja kita akan tergiur. Karena kita hidup di zaman penuh maksiat, lebih banyak dari zaman jahiliyah. Zaman jahiliyah merupakan zaman kebodohan. Adapun tahun baru, tahukah anda? Kita adalah banyak orang terjebak, di dalamnya, perayaannya, euforia yang melebihi parahnya zaman jahiliyah.
Ada-ada saja... orang-orang barat. Kalau memang mereka menganggap agamanya benar, mengapa harus kelewat menyerang moral-mental, tidakkah mereka mengetahui arti kedamaian, bukankah itu merusak aqidah seseorang. Umat islam memberikan kedamaian sebagaimana umat islam menyebarkan agamanya. Sepertinya ada sebuah ketakutan yang mereka rasakan. Kalau memang agama mereka, agama rahmatal lil alamin, kenapa harus membutuhkan misi men-dunia dalam menyebarkannya, sampai harus ada misionaris, orientalis, zionis, sekuralis, liberalis segala, lah dan tentunya dengan berbagai macam cara, menghalalkan berbagai macam cara. Bukankah agama mereka tersebar lebih banyak kebanding islam di dunia ini. Lalu apalagi keinginan mereka? Tentu saja ingin menguasai dunia ini.
Satu hal! tahun baru ini adalah satu hal kecil, mesti diselidiki di baliknya. Mengapa tahun baru masehi, justru lebih disenangi banyak dari kita, orang indonesia. Itu semua dikarenakan mental-moral kita sedang diserang perlahan-lahan. Indonesia merupakan mayoritas agama islam terbesar di dunia. Yah, mereka tidak suka dengan islam, sebab islam akan membuka kedok mereka semua, kedok dibalik kebusukan mereka selama ini. Lihat saja, waktu akan membuktikan. Mereka tidak tahu kebenaran haqiqi. Seandainya mereka tahu, betapa indahnya berislam, tidak ada rasa ketakutan, mereka rasakan. Sampai harus mengerahkan begitu banyak segala jenis material, finansial untuk menghancurkan islam dari segala arah.
Islam-phobia... catat! dalam buku harian sebagai ketakutan westrenian. Islam adalah satu-satunya agama kebenaran, bukan yang lain. Islam agama yang sedang diincar habis-habisan olehnya (Barat). Islam bukan plural, liberal, sekuler dan hal-hal aneh lainnya, sebagaimana disebutkan tadi. Islam bukan agama paksaan, jadi anda bebas mempercayai atau tidak. Islam tidak menyebarkan agamanya dengan berperang, tetapi islam kala itu sedang memerangi golongan pemberontak, pengganggu, para kafir harb. Islam tidak akan berperang sebelum mendapatkan wahyu bagi rasul, perintah bagi umatnya dari Allah swt. Al-qur’an, pedoman hidup sepanjang masa, tidak untuk lainnya. Jadi, jangan salahkan kalau nanti hanya umat islam yang akan masuk surga, sebab menyertakan islam, ihsan, serta iman kepada Allah, malaikatnya, kitabnya, rasulnya, hari kiamat dan qodho dan qodar. Wa allahu alamu bi showab…

0 komentar:

Posting Komentar