Selasa, 08 April 2014

0 Pemilu; Membuat Pilu, dari Dulu


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Pemilu; Membuat Pilu, dari Dulu

Bagi penulis, pemilu sebagai satu program negara dalam menentukan tampuk pemerintahan atau bisa disebut sebagai pesta politik Indonesia, yang seharusnya menampakkan keseriusan sejalan dengan keselarasan budaya, sosial, pendidikan, dan ekonomi, dimana kesemuanya adalah aspek-aspek menonjol dalam negeri, sebaliknya tidak menampakkan keselarasan terhadap aspek-aspek tersebut. Contohnya saja, banyak dari kalangan partai-partai politik sudah terlebih dahulu memunculkan isu, spekulasi, dan modus politik di dalam iklan-iklan televisi, media massa, dan jejaring sosial media yang belum saatnya pada waktu itu untuk digembor-gemborkan.
Padahal saat itu, adalah puncak dimana pemerintah berpapasan dengan tumpukan permasalahan negara yang masih banyak belum terselasaikan, seperti pengidentifikasian para koruptor yang masih menjadi PR pemerintah dalam menanggulanginya, walaupun secara langsung tugas ini diserahkan kepada KPK. Penstabilan perekonomian yang masih terkesan dini untuk dikatakan membaik, padahal itu hanyalah statement media dari pemerintah yang ingin menampakkan wajah dan citra baiknya di media massa.
Pendidikan di Indonesia pun masih berjalan di tempat, melihat dari penyelenggaraan pendidikan yang belum banyak menampakkan ke-efektif-an proses, penyelenggaraan terbaik dari tenaga pendidik dan kependidikan, serta kejelian dalam mengontrol peserta didik. Budaya yang dimiliki negeri ini, tidak lagi dibanggakan sebagaimana mestinya, justru lebih membanggakan budaya luar. Di akhir periode pemerintahan ini, seharusnya pemerintah sadar secepatnya untuk menyelesaikan setidaknya sebagian dari banyak problema yang menumpuk ini. Agar tidak menjadi kebiasaan pemerintah sebelumnya yang selalu meninggalkan masalah, mewariskan masalah, mengestafetkan masalah kepada pemerintah selanjutnya. Tentu saja, permasalahan akan terus menumpuk, dan tidak akan pernah selesai, jika terus-menerus kebiasaan tersebut dipertahankan.
Memang terdapat banyak upaya pemerintah menyelesaikan permasalahan tersebut. Sejak dari awal, kinerja pemerintah sekarang dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut memang tidak memuaskan banyak pihak, terutama golongan rendah yang dalam hal ini adalah masyarakat tingkat bawah. Pemerintah tidak membuat dobrakan-dobrakan efektif dalam satu hal, sehingga kesannya pemerintah tidak fokus, tidak tertuju pada satu titik terlebih dahulu, tidak konsisten berkinerja, tidak konstruktif (membangun) dalam menentukan kebijakan sampai imbasnya masalah demi masalah kian menumpuk, disebabkan tidak adanya kebijakan tepat dan sesuai dengan keinginan mayoritas masyarakat.