Jumat, 21 Maret 2014

0 Lebih Baik Mensejahterakan Daripada Menyengsarakan


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Lebih Baik Mensejahterakan Daripada Menyengsarakan

Jelang pasar bebas ASEAN, pemerintah kita justru semakin sporadis dalam melangkah. Bagaimana tidak, ambisi-ambisi bermunculan seiring dengan kepercayaan bahwa Indonesia mampu bersaing di pasar bebas ASEAN. Dikutip dari www.merdeka.com edisi kamis 13 Maret 2013 jam 14.09, bahwa Lembaga swadaya Indonesia for Global Justice (IGJ) menuding pemerintah tidak memiliki strategi dan rencana yang tepat untuk melindungi kepentingan petani, nelayan, buruh, dan pedagang tradisional, dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang mulai efektif 2015.
Tudingan dari IGJ ini, sebagai lembaga yang memang fokus menilik dan mengamati permasalahan seputar kesejahteraan dan keswadayaan masyarakat Indonesia, telah memperingatkan kinerja pemerintah yang menurut penulis sporadis, egoistis, dan ambisius dalam usahanya memperoleh keuntungan. Bahkan bisa dikatakan pemerintahan sudah melakukan secuil blunder  yang mungkin dapat membuat boa simalakama (senjata makan tuan). Ini adalah bumerang kecil yang dapat menjatuhkan kredebilitas perekonomian Indonesia di mata dunia. Karena inti dari perekonomian sebenarnya adalah menghasilkan kesejahteraan dan keswadayaan bersama, tidak hanya memperoleh keuntungan saja, lantas tanpa memikirkan kepentingan masyarakat, terutama kalangan bawah.
Namanya saja pasar bebas ASEAN, otomatis momok persainganlah yang muncul pertama kali di benak saat ini, dengan sistem konvensional sebagai lajur perekonomiannya. Maka pantaslah sebenarnya tudingan yang dilayangkan oleh IGJ, menilik dari apa yang menjadi langkah pemerintah dalam usahanya memajukan perekonomian negara, dengan jalan yang tidak tepat. Alasannya, sebagaimana yang dinyatakan Direktur Eksekutif IGJ Riza Damanik yang dilansir dalam www.merdeka.com di edisi yang sama, bahwa pemerintah tidak memiliki strategi dan rencana aksi yang melibatkan petani, buruh, nelayan, dan pedagang tradisional. "Seakan mereka dibiarkan sendirian menghadapi bahaya AEC," ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (13/3).